Korban Penghapus Dosa

Imamat 4:1-5:13

Dalam Korban Penghapus Dosa, ada perbedaan jenis hewan yang harus persembahkan sebagai korban penghapus dosa, tergantung dari siapa yang melakukan dosa. Seorang imam yang berdosa harus mengorbankan lembu jantan muda, jemaah harus mengorbankan lembu jantan muda, pemimpin umat harus mengorbankan kambing jantan, sedangkan rakyat jelata mengorbankan apa yang dia punya sesuai kemampuannya (kambing betina, domba betina, dua burung tekukur atau anak merpati, sepersepluluh efa tepung tanpa minyak dan kemenyan).

Tuhan tidak pilih kasih: setiap orang–yang paling miskin sekalipun, akan dapat mempersembahkan korban penghapus dosa sesuai kemampuannya. Pengampunan Tuhan sama tersedia bagi semua orang, tidak ditentukan kepada besar-kecilnya korban. Tetapi, semakin tinggi/berpengaruh seseorang di antara umat Tuhan, semakin besar korban yang harus diberikan untuk penghapus dosa.

Tetapi, untuk memperoleh pengampunan Tuhan–tetap harus ada korban yang diberikan. Tuhan Yesus mati di atas kayu salib sebagai korban penghapus dosa semua manusia–apapun dosanya, siapapun yang melakukan dosa. Ia adalah korban penghapus dosa yang sempurna, cukup sekali untuk semua dosa yang telah, sedang, dan akan dilakukan manusia. Ia adalah korban yang paling mahal, paling tinggi nilainya.

Apabila yang berdosa adalah seorang imam, maka ada bagian darah korban yang harus dipercikkan 7 kali di depan tabir pemisah ruang Maha Kudus. Juga ada darah yang harus dibubuhkan pada mezbah ukupan di dalam Kemah Suci. Karena dosa imam dan dosa umat memiliki pengaruh kepada kekudusan dari Kemah Suci itu sendiri. Dosa seorang imam dapat mencemari Kemah Suci, mencemari pelayanannya. Sehingga pentahiran juga harus dilakukan atas pelayanannya, tidak hanya atas diri/individu imam itu.

Kalau yang berdosa adalah seluruh umat Tuhan, ada bagian darah korban yang harus dipercikkan 7 kali di depan tabir pemisah ruang Maha Kudus–tetapi tidak harus dibubuhkan pada mezbah ukupan. Sedangkan korban penebusan bagi individu (baik pemimpin atau rakyat jelata), tidak memerlukan pemercikan darah korban di depan tabir pemisah ruang Maha Kudus.

Mintalah pentahiran tidak hanya atas dirimu, tetapi juga atas pelayananmu. Sebab dosa yang kaulakukan, tidak hanya mencemari dirimu sendiri, tetapi juga mencemari pelayananmu.

Views: 7

This entry was posted in Imamat, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *