Yohanes 7:1-10
Yesus berjalan keliling Galelia, karena di Yudea orang-orang Yahudi hendak membunuh-Nya. Menjelang Hari Raya Pondok Daun, saudara-saudara Yesus mendorong Yesus untuk pergi ke Yudea: melakukan pekerjaan di sana selama perayaan hari raya, supaya Yesus dikenal dan diakui di muka umum.
Yesus menolak untuk pergi bersama saudara-saudaranya. Alasan Yesus menolak pergi adalah: waktu-Nya belum tiba, belum tiba waktu yang tepat bagi Yesus untuk pergi. Saudara-saudara-Nya tidak tahu bahwa Yesus sebenarnya selalu ada di bawah ancaman, karena dunia membenci Dia–yang termanifestasi dalam niat orang-orang Yahudi untuk membunuh Yesus.
Di dalam kondisi penuh acaman itu, Yesus mendengarkan pimpinan Bapa-Nya. Ketika waktunya sudah tiba, ketika waktu yang tepat di dalam pimpinan Tuhan itu sudah tiba, Yesus berangkat ke Yerusalem untuk mengikuti perayaan itu.
Ketika di bawah ancaman bahaya, ketika satu langkah keliru bisa mengakibatkan dampak yang fatal, ketika setiap keputusan dan pilihan akan memiliki konsekuensi yang sangat serius–hanya dengan mendengarkan dan mengikuti pimpinan Tuhan, maka seseorang dapat survive. Perhitungan dan strategi dari pikiran manusia saja tidak bisa diandalkan.
Yesus memiliki segala pengetahuan dan hikmat! Tetapi, Yesus menjalani hidup-Nya dengan mengikuti pimpinan dan kehendak Bapa-Nya. Yesus hidup dengan sangat hati-hati–setiap langkah dan keputusan dan pilihan yang diambil-Nya adalah hasil mendengar pimpinan dan kehendak Bapa-Nya. Yesus bergantung penuh kepada Bapa-Nya.
Bagaimana memiliki kehidupan yang seperti itu? Darimana seorang percaya mendapat pimpinan Tuhan? Dengan terus-menerus berkomunikasi dengan Tuhan: membawa semua renungan akan Firman Tuhan, pikiran, rencana, pertimbangan, perhitungan, kesan, nasehat orang, analisis situasi–membawa semua itu di dalam doa, di dalam percakapan dengan Tuhan, dan berusaha sungguh-sungguh untuk mendengarkan suara Tuhan!
Views: 7