Ezra 5:3-6:13
Tuhan adalah Raja di atas segala raja, pemerintahan-Nya mengatasi segala pemerintahan. Seperti yang ditulis Paulus: “… pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah … Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu … Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.” (Rom. 13:1,4). Tuhan punya otoritas atas segala pemimpin dan pemerintahan yang ada di dunia ini–Ia mengatur mereka sesuai dengan kehendak-Nya.
Catatan sejarah menunjukkan dukungan raja Darius atas upaya pembangunan Bait Allah oleh umat TUHAN. Ini menjadi contoh lain bagaimana TUHAN menggunakan arsip atau dokumen pemerintahan yang tidak kenal TUHAN untuk menjadi jalan pertolongan bagi umat-Nya. Seperti pada zaman Ester, di mana catatan sejarah jasa Mordekhai menjadi salah satu faktor yang dipakai untuk menyelamatkan umat TUHAN dari pemusnahan oleh Haman (Est. 6:1-2).
Bentuk pemerintahan dan otoritas TUHAN atas penguasa dan pemerintah dalam bagian ini: Pertama, sekalipun ada penyelidikan oleh pejabat-pejabat pemerintah setrempat, tapi mata Allah mengamat-amati para tua-tua orang Yahudi sehingga mereka tidak dipaksa menghentikan pembangunan Bait Allah sampai ada keputusan resmi dari raja Darius (ayat 3-5).
Kedua, TUHAN mengarahkan sehingga para pejabat kali ini bersikap netral dan obyektif, berbeda pada masa lalu (Ezr. 4) di mana orang-orangnya bersikap memusuhi, menghasut, dan menjelek-jelekkan umat TUHAN sehingga bisa mempengaruhi raja untuk menghentikan pembangunan. Kali ini para pejabat itu melaporkan dengan nada netral perkembangan yang ada, dan meminta dilakukan klarifikasi atas dokumen resmi yang menjadi dasar pekerjaan itu (ayat 6-17).
Ketiga, TUHAN menggerakkan hati raja Darius untuk melakukan penyelidikan ke perbendaharaan di Babel, dan kemudian di Ahmeta. Dan Tuhan menolong untuk menemukan dokumen perintah raja Koresh untuk mengijinkan pembangunan Bait Allah secara lengkap: (1) perintah bahwa Bait Allah harus dibangun kembali sebagai tempat ibadah; (2) perintah tentang spesifikasi bangunan; (3) perintah untuk menanggung biayanya dengan kas kerajaan; dan (4) perintah pengembalian barang-barang Bait Allah yang pernah dirampas Nebukadnezar (ayat 6:1-5).
Keempat, TUHAN menggerakkan hati raja Darius untuk bersikap adil dengan tindakan menepati dokumen perintah kerajaan yang telah diundangkan oleh raja Koresh itu: (1) memerintahkan pemerintahan setempat untuk tidak menghalangi pembangunan; (2) memerintahkan pemberian dana untuk pembangunan itu dari penghasilan/upeti yang terkumpul di wilayahnya; (3) menyediakan hewan untuk korban bakaran, gandum, garam, anggur, dan minyak sesuai menurut petunjuk para imam tiap-tiap hari tanpa kelalaian; (4) peringatan/ancaman hukuman mati kepada siapapun yang melanggar keputusan raja–ayat 6:6-11.
Kelima, TUHAN menanamkan kesadaran di dalam hati raja Darius bahwa TUHAN yang disembah oleh orang Yahudi ini adalah Allah semesta langit (ayat 6:9), bahwa ia memerlukan doa-doa dari umat TUHAN bagi raja dan keturunannya, sehingga ia perlu mendukung ibadah umat TUHAN (ayat 6:10), bahwa TUHAN akan merobohkan raja atau bangsa yang menentang pembangunan Rumah Allah (ayat 6:12). Sekalipun ia tidak menyembah TUHAN, tetapi raja Darius mengakui eksistensi dan kuasa TUHAN, Allah Israel.
Penerapan:
(1) Tekun berdoa untuk pemerintah/pemimpin nasional dan regional agar mengakui eksistensi dan kuasa Tuhan, sehingga bertindak adil dan proper; agar punya kesadaran peran umat Tuhan untuk mendoakan kesejahteraan pemerintah dan masyarakat.
(2) Mendoakan perkara-perkara yang bisa ditentukan oleh regulasi atau keputusan pemerintah nasional, lokal, dan kampus–agar regulasi dan keputusannya adil dan benar, dan penuh belas kasihan.
Views: 5