Dasar Pengambilan Keputusan dalam Krisis

Kisah Para Rasul 11:1-18

Beberapa kali jemaat mengalami krisis. Pertama, krisis pengelolaan pelayanan kepada para janda. Kedua, krisis eksternal berupa penganiayaan. Ketiga, krisis internal tentang doktrin, ketika mendengar berita bahwa Petrus masuk dan makan bersama orang tidak bersunat dalam kasus Kornelius. Dalam semua krisis itu Tuhan bekerja menolong jemaat menyelesaikannya.

Ketika berita tentang pelayanan kepada Kornelius sampai ke Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan Petrus. Mereka mempersoalkan tindakan Petrus yang masuk ke rumah dan makan bersama orang tak bersunat–sebuah pelanggaran berat atas ajaran Yahudi.

Tetapi Petrus memberi penjelasan dengan runtut dan detail: bahwa keputusannya untuk pergi ke rumah Kornelius itu semata-mata karena ketaatan kepada perintah Tuhan: (1) adanya penglihatan dari Tuhan; (2) adanya peristiwa kedatangan utusan Kornelius yang mentaati perintah malaikat Tuhan; (3) adanya perkataan Roh Kudus untuk pergi; (4) adanya 6 orang saudara yang menjadi saksi dan ikut masuk ke rumah Kornelius; (5) adanya konfirmasi Kornelius tentang perintah malaikat Tuhan; (6) turunnya Roh Kudus atas semua orang di rumah Kornelius–yang dikomentari oeh Petrus: “sama seperti dahulu ke atas kita” (ay 15); (7) kutipan Petrus perkataan yang pernah dinyatakan Tuhan Yesus.

Dan kesimpulan atau argumen utama Petrus adalah: “Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?” (ay 17). “Pelangaran” atas ajaran Yahudi itu adalah kehendak dan perintah Tuhan. Perintah Tuhan harus diposisikan di atas semua ajaran/adat buatan manusia.

Ada 3 hal utama yang dijadikan dasar Petrus menjawab para penentangnya: (1) penglihatan dan pernyataan supranatural dari Tuhan kepada Petrus; (2) pernyataan dan peneguhan Tuhan melalui peristiwa–utamanya turunnya Roh Kudus; dan (3) peneguhan dari firman yang pernah dinyatakan Tuhan Yesus kepada murid-murid. Tiga pondasi ini yang dipakai Petrus untuk landasan berpikir mengambil keputusan. Semua itu diawali dengan komitmen untuk mentaati perintah Tuhan! Hati yang bersedia taat adalah modal yang utama dan pertama.

Views: 7

This entry was posted in Kisah Para Rasul, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *