Kisah Para Rasul 10:1-48
Pengetahuan tentang Tuhan, kesalehan, ibadah, dan sedekah tidak mendatangkan keselamatan. Tuhan menghargai hidup yang saleh itu, namun hanya melalui iman kepada Yesus Kristus seseorang menerima keselamatan. Kornelius, sekalipun percaya kepada Allah, saleh, takut akan Allah, tulus memberikan banyak sedekah kepada umat Tuhan, dan senantiasa berdoa kepada Allah; namun tetap harus mendengar berita Injil dan percaya kepada Sang Mesias untuk memperoleh keselamatan yang sejati.
Tuhan menghargai kesalehan dan kesungguhan hati orang yang benar-benar tulus mencari Tuhan. Oleh karena kasih-Nya, Tuhan membuka jalan agar orang-orang ini mendengar berita Injil dan menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Kornelius mungkin tidak bisa diterima sepenuhnya untuk menjadi bagian dari umat Yahudi; namun Tuhan menerima hidupnya.
Tuhan bekerja mengkoordinir peristiwa sehingga pemberitaan Injil kepada semua bangsa dibuka melalui pertobatan Kornelius: rangkaian peristiwa yang membawa Petrus ke Yope, kedatangan malaikat kepada Kornelius, penglihatan Petrus sebelum utusan Kornelius tiba, dan perkataan Roh Kudus kepada Petrus. Semuanya adalah peristiwa-peristiwa yang diatur untuk menuju titik penggenapan janji Tuhan: keselamatan diberitakan kepada semua bangsa.
Tuhan menyiapkan Petrus sedemikian rupa: cara pandang/berpikirnya terkait orang bukan Yahudi, yaitu Tuhan menghargai dan mengasihi semua bangsa. Karena penghalang utama pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa lain adalah: doktrin/keyakinan bahwa hanya orang Yahudi, sebagai bangsa pilihan Tuhan, yang berhak menerima keselamatan. Hambatan internal itu yang dirobohkan oleh Tuhan.
Sebagai puncaknya, Tuhan meneguhkan pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa dengan turunnya Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan Petrus. Itu membuat semua orang Yahudi yang menyertai Petrus menjadi tercengang, sebab Roh Kudus juga dicurahkan atas bangsa-bangsa lain juga! Tuhan sendiri telah menyatakan dengan cara tak terbantahkan mengenai penerimaan-Nya kepada bangsa bukan Yahudi.
Tuhan bekerja dalam segala perkara, Ia menyiapkan segala sesuatu untuk penggenapan rencana-Nya. Terlalu mudah bagi Tuhan untuk mengatur peristiwa, mengirimkan malaikat, atau memberi penglihatan–namun yang selalu menjadi penghalang utama adalah: sikap hati orang yang akan dipakai sebagai alat-Nya. Tuhan bekerja untuk menggarap hati hamba-Nya, agar siap dan bisa dipakai melakukan pekerjaan-Nya.
Views: 8