Kisah Para Rasul 12:19-30
Tuhan bekerja memakai “masalah” menjadi “kemajuan”, “kegagalan” menjadi “kesuksesan”. Penganiayaan jemaat di Yerusalem membuat murid-murid yang tersebar ke daerah-daerah lain memberitakan Injil kepada bangsa bukan Yahudi, sehingga sejumlah besar di antara mereka menjadi percaya. Sampai di Antiokhia, kota terbesar ke-3 setelah Roma dan Aleksandria (IVP). Tujuan Tuhan itu tetap, tidak berubah: Injil diberitakan agar semua orang diselamatkan dan dimuridkan. Kondisi bisa berubah, tetapi Tuhan itu tetap.
Barnabas diutus oleh Jemaat Yerusalem untuk mengkonfirmasi berita penginjilan kepada bangsa non Yahudi di Antiokhia. Barnabas melihat bukti anugerah Tuhan dan mendorong murid-murid untuk setia kepada Tuhan; dan sejumlah orang menjadi percaya karena pelayanan Barnabas di sana.
Barnabas mencari Saulus di Tarsus (150 km jauhnya) dan membawa Saulus ke Anthiokia untuk tinggal bersama-sama selama satu tahun, sambil mengajar banyak orang. Barnabas dipakai Tuhan untuk membuka relasi antara Saulus dengan Jemaat Yerusalem.
Pada masa itu, datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. Salah satunya, Agabus, menubuatkan akan adanya kelaparan berat melanda seluruh dunia–dan keparan itu benar-benar terjadi pada masa Kaisar Klaudius. Mendengar nubuat itu, jemaat Antiokhia berinisiatif untuk menggalang dana bantuan bagi jemaat yang tinggal di Yudea. Barnabas dan Saulus diutus untuk membawa dana bantuan tersebut ke Yerusalem.
Sekali lagi, Tuhan menguasai sejarah. Tuhan berkuasa dan berdaulat atas segala sesuatu. Tuhan mengendalikan semua peristiwa–untuk menggenapi rencana-Nya, bagi kebaikan umat-Nya. Tuhan memakai berbagai orang untuk menjadi alat bagi pelaksanaan rencana-Nya. Orang dan persitiwa adalah agn-agen yang dikendalikan oleh Tuhan untuk menjalankan kehendak-Nya. Terpujilah Tuhan!
Views: 7