Diakonia

Kisah Para Rasul 6:1-7

Para rasul memerlukan bantuan untuk mengerjakan pelayanan diakonia, supaya mereka bisa memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan firman: “But we will devote ourselves to prayer and to the ministry of the word” (6:4 NASB). Syarat para pelayan meja: reputasi baik, penuh Roh Kudus, dan penuh hikmat. Dengan pembagian kerja/pelayanan ini, ternyata membuat perkembangan pelayanan menjadi pesat: “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.” (6:7).

Seperti Musa yang menerima saran dari Yitro untuk melakukan delegasi otoritas dan tanggungjawab kepada para pemuka bangsa Israel, demikian pula Para Rasul melakukan pembagian tugas dengan 7 orang pelayan meja. Tujuannya satu: agar pekerjaan utama (panggilan utama) bisa dilaksanakan dengan maksimal. Karena pada kenyataannya, pelayanan akan selalu menghadapi masalah2 yang sifatnya domestik. Prinsipnya: masalah domestik tidak boleh menjadi penghalang pelayanan utama.

Apa yang bisa kaulakukan untuk menopang pekerjaan Tuhan di mana engkau berada? (1) Mendoakan pelayanan; (2) Menopang kebutuhan logistik pelayanan; (3) Memberikan saran/ masukan; (4) Menjadi penghubung pelayanan dengan pihak-pihak lain; (5) Terlibat melakukan pelayanan langsung ketika diperlukan. Yang diperlukan oleh pelayanan adalah: orang-orang yang bisa dipercaya menangani “secondary tasks“. “men whose work made it possible for the Apostles to carry on their important ministries among the people” (Wiersbe).

Views: 7

This entry was posted in Kisah Para Rasul, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *