Wanted: Unselfish Leader

Keluaran 32:7-35

Tidak ada yang tersembunyi dari Tuhan. Musa tidak bisa melihat dan mendengar apa yang sedang terjadi di kaki Sinai, tetapi Tuhan melihatnya; dan Tuhan memberitahu Musa apa yang sedang terjadi dan ancaman murka Tuhan atas bangsa Israel. Tuhan mengancam akan menusnahkan bangsa itu, tetapi akan membuat Musa menjadi bangsa yang besar.

Musa membela bangsa Israel di hadapan Tuhan. Memohon belas kasihan Tuhan, mengungkit2 janji Tuhan kepada leluhur, menyebut-nyebut soal “citra” Tuhan di mata bangsa-bangsa lain. Musa sangat mengasihi bangsanya. Sekalipun Tuhan mengatakan bahwa Ia akan membuat Musa menjadi bangsa yang besar, namun Musa tidak memikirkan namanya sendiri. Ia memikirkan Tuhan dan nasib bangsanya!

Ciri pemimpin sejati: mementingkan umat daripada dirinya sendiri. Kalau saja Musa itu egois dan tidak peduli kepada bangsanya, Musa akan menerima tawaran Tuhan untuk membuat Musa menjadi bangsa yang besar; lebih besar daripada bangsa Israel: “Biarkanlah Aku, maka Aku akan memunahkan mereka dan menghapuskan nama mereka dari kolong langit; tetapi dari padamu akan Kubuat suatu bangsa yang lebih berkuasa dan lebih banyak dari pada bangsa ini.” (Ul. 9:14). Dan mentalitas “pemimpin” di dunia dulu sampai sekarang adalah: umart hanyalah alat pijakan bagi keuntungan dan kemuliaan diri sendiri.

Tuhan tidak jadi memusnahkan bangsa Israel karena pembelaan Musa, karena kecintaan Musa kepada bangsa Israel, karena Musa tidak egois dan memuikirkan dirinya sendiri. Jangan berhenti dan menjadi lelah untuk tidak egois bagi umat-Nya, sebab itu menjadi salah satu dasar dan alasan belas kasihan Tuhan kepada umat-Nya.

Ketika Musa turun gunung, Yosua berkata bahwa ada suara perang di perkemahan. Tetapi Musa menjawab bahwa itu suara nyanyian. Yosua hanya mendengar dengan telinga, Musa mendengar suara Tuhan tentang bangsanya. Panca indera dan pikiran manusia itu terbatas untuk bisa memahami keadaan yang sebenarnya. Diperlukan pandangan Illahi untuk bisa melihat dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Musa kemudian menunjukkan ketegasan yang semestinya ditunjukkan oleh Harun. Penjatuhan hukuman kepada mereka yang menjadi pelopor dari pemberontakan kepada Tuhan: 3.000 orang mati dibunuh pada hari itu! Tuhan juga menjatuhkan hukuman berupa tulah (wabah penyakit atau malapetaka lainnya) kepada bangsa Israel karena dosa mereka. Mungkin tidak saat itu juga (“siapa yang berdoa kepada-Ku … pada hari pembalasan-Ku” – 32:33-34), tetapi tulah Tuhan itu telah dijatuhkan.

Views: 7

This entry was posted in Keluaran, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *