Jehovah Nissi

Keluaran 17:8-16

Orang Amalek menyerang perkemahan orang Israel di Rafidim. Musa memerintahkan Yosua memilih orang-orang untuk berperang melawan orang Amalek, sedangkan Musa akan berdiri di puncak bukit dengan memegang tongkat Allah di tangannya. Ini pengalaman pertempuran yang pertama bagi bangsa Israel, setelah 400 tahun hidup sebagai warga sipil di Mesir.

Sebelumnya, Tuhan yang berperang bagi bangsa Israel: menulahi Mesir, membelah laut dan menghancurkan pasukan Firaun. Sekarang, bangsa Israel yang harus berperang sendiri–tetapi kondisinya tetap sama: tetap Tuhanlah yang berperang; sebab tanpa kuasa Tuhan, bangsa Israel mengalami kekalahan; dan hanya ketika kuasa Tuhan dinyatakan, mereka bisa menang melawan musuh.

Yosua memimpin orang Israel berperang. Musa ditemani Harun dan Hur naik ke puncak bukit. Apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Ketika Musa menjadi lelah, Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam. Sehingga Yosua dan pasukannya mengalahkan Amalek.

Tuhan memerintahkan Musa menuliskan peristiwa itu sebagai tanda peringatan bagi bangsa Israel. Tuhan juga memerintahkan Musa untuk mengingatkan konflik dengan Amalek itu kepada Yosua–itu menjadi rencana dan misi Tuhan untuk menghancurkan orang Amalek yang jahat. Musa mendirikan mezbah yang dinamainya “Yehova Nissi” (Tuhan adalah Panji-panji).

Musa menyebut tongkat yang dibawanya sebagai “tongkat Allah” (17:9). Tongkat itu sebagai representasi dan media Tuhan menyatakan kuasa dan kekuatanNya. Selama peperangan, tongkat itu tidak boleh turun–harus terus teracung sampai peperangan selesai. Sehari penuh–selama berperang, harus mengandalkan kekuatan Tuhan. Hanya itu yang membuat umatNya menang.

Terus-menerus angkatlah tongkatmu! Terus bergantung dan mengandalkan kuasa dan kekuatan Tuhan. jangan lalai atau menjadi lemah untuk berdoa dan berseru meminta pertolongan dari Tuhan Allahmu. Jangan berhenti, teruslah menyatakan dan mengandalkan kuasa Tuhan Allahmu–sampai selesai pekerjaanmu, sampai menang peperanganmu. Sebab, tanpa pertolonganNya, kamu pasti kalah. Hanya dengan kuasaNya kamu dapat menang.

Views: 7

This entry was posted in Keluaran, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *