Kejahatan itu Progresif

Keluaran 1:1-22

Kejahatan itu berproses, menjadi semakin buruk/jahat. Mula-mula hanya kerja paksa, kemudian berusaha membunuh secara diam-diam memakai bidan, akhirnya secara terang-terangan memerintahkan rakyat untuk membunuh bayi laki-laki orang Israel. Dosa atau kejahatan tidak pernah berhenti, ia akan menjadi semakin dalam dan semakin berat–mula-mula masih mencari pembenaran, kemudian coba disembunyikan, dan akhirnya terang-terangan dilakukan.

Perubahan karena berjalannya waktu. Bermula dari 70 jiwa, beranak cucu dan dengan dahsyat melipat ganda menjadi tak terbilang jumlahnya; sehingga negeri Mesir dipenuhi mereka. Para leluhur sudah mati, generasi berganti, pemerintahan berganti, dan sikap serta cara pandang orang Mesir juga berubah.

Bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. Yusuf hanya bagian masa lalu, jasanya tidak lagi diingat. Yang ada di hadapan Firaun saat ini adalah: sebuah bangsa asing yang sangat besar, yang punya potensi membahayakan keselamatan bangsa Mesir. Ada ketakutan/kekuatiran dan merasa terancam; ketakutan itu melahirkan sikap antipati, kebencian, dan keinginan untuk menghancurkan.

“Kebijaksanaan” yang diambil Firaun untuk mengatasi pertumbuhan bangsa Israel: (1) orang Israel ditindas dengan kerja paksa yang diterapkan dengan kejam sehingga memahitkan hati bangsa Israel–tapi bangsa Israel tetap bertambah banyak; (2) Firaun memerintahkan agar bidan-bidan membunuh setiap anak laki-laki orang Israel–gagal juga, karena bidan-bidan itu takut akan Allah; (3) Firaun memerintahkan seluruh rakyat Mesir untuk membuang segala bayi laki-laki orang Ibrani ke Sungai Nil.

Di dalam kedaulatanNya, di dalam rencanaNya, Tuhan mengijinkan kondisi yang buruk dan menyesakkan itu terjadi atas umat pilihanNya. Karena itu akan dipakai Tuhan sebagai sarana untuk mengembalikan mereka kepada pemenuhan janjiNya: menjadi bangsa dan umat Tuhan yang memiliki tanah yang dijanjikanNya.

Firman TUHAN kepada Abram: “Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak … keturunan yang keempat akan kembali ke sini” (Kej 15:13-14, 16).

Ketika tekanan kepada umat Tuhan itu meningkat dan memuncak. Pada saat itu, Tuhan tengah menyiapkan pembebasan bagi mereka. jangan patah semangat, jangan pupus harapan. Ketika kondisi buruk itu tidak berkurang, justru bertambah berat dan nyaris tak tertahankan. Tuhan sedang menyiapkan pembebasan–ketika umat Tuhan ada di dalam perjanjianNya!

Views: 7

This entry was posted in Keluaran, Refleksi, Yohanes. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *