Akhir Hidup Hamba Tuhan

Kejadian 49:1-33

Perkataan terakhir Yakub sebelum ia mati adalah: nubuatan, janji, dan berkat Tuhan untuk anak-anak dan keturunannya. Pada menit-menit terakhir hidupnya, Yakub menjadi media untuk memberitahukan penyataan Tuhan. Dan pernyataan yang keluar dari mulut Yakub itu merupakan gambaran rencana Tuhan atas perjalanan hidup keturunannya.

Terpujilah Tuhan. Anugerah dan kemurahan Tuhan menaungi Yakub, orang yang dipilihNya. Sekalipun perjalanan hidup Yakub penuh dengan gejolak dan pergumulan, bahkan sampai pada masa tuanya. Sampai-sampai Yakub berkata kepada Firaun bahwa “Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya” (47:9), namun Yakub mengakhiri hidupnya di dalam kemuliaan. Yakub yang mengira bahwa ia akan mati di dalam kesedihan “Aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena dukacita” (42:38), ternyata mengakhiri hidupnya di dalam sukacita. Karena kemurahan Tuhan semata. Bukan karena usaha atau prestasi Yakub. Benar-benar karena kasih karunia Tuhan saja.

Tidak menjadi soal bagaimana perjalanan hidup seseorang. Selama ia ada di dalam panggilan Tuhan, selama ia berada di dalam perjanjian dengan Tuhan, selama ia berada di bawah naungan kasih karunia dan kemurahan Tuhan. Selalu ada pengharapan bahwa ia akan mengakhiri hidupnya di dalam damai sejahtera dan kemuliaan Tuhan.

Terpujilah Tuhan untuk kesetiaanNya. Tuhan yang berinisiatif untuk memilih hambaNya. Tuhan yang lebih dahulu memberikan kasih karunia dan anugerah kepada orang yang dikehendakiNya. Tuhan yang membuat perjanjian dengan umatNya. Tuhan yang memulai, Tuhan yang menjalankan, Tuhan yang menggenapi. Terpujilah Tuhan.

Bagian saya adalah: tetap berada di dalam panggilan Tuhan, tetap memegang perjanjian dengan Tuhan, tetap berjuang untuk taat kepada pimpinan dan kehendakNya. Tidak putus asa atau menyerah ketika gagal atau ada dalam kondisi yang sulit. Terus berharap, terus bergantung, terus mengandalkan kasih karuniaNya. Karena hanya anugerahNya yang menghidupkan saya, karena hanya kuasaNya yang memampukan saya, karena hanya kesetiaanNya yang memberi harapan kepada saya. Terpujilah Tuhan

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *