Kesusahan sebagai Pintu Pertobatan

Kejadian 43:15-44:34

Krisis dan persoalan yang berat dan tak terpecahkan dipakai oleh Tuhan untuk membawa umat-Nya tersungkur di dalam penyesalan, pertobatan, dan penyerahan. Di dalam hikmat dan pimpinan Tuhan, Yusuf membuat skenario untuk menguji saudara-saudaranya. Untuk mengetahui apakah sudah ada sikap yang berubah: tidak lagi penuh kebencian, tetapi penuh kasih kepada adiknya dan kepada bapanya.

Yehuda mewakili saudara-saudara yang lain, menunjukkan pertobatan itu. Yehuda memohon agar dia yang dijadikan budak untuk menggantikan Benyamin, sebab Yehuda tidak sanggup untuk melihat ayahnya meninggal karena kesedihan kehilangan anak yang disayanginya.

Yehuda menunjukkan pengakuan bahwa memang Benyamin sangat dikasihi oleh Yakub, lebih daripada yang lain–terliebih setelah Yusuf tidak ada lagi ditengah keluarga. Yehuda bisa menerima hal itu. Tidak lagi ada iri hati atau kebencian karena Yakub lebih mengasihi Benyamin. Yang ada adalah kasih kepada bapanya dan kepada adiknya. Sehingga Yehuda rela kehilangan seluruh keluarga, harta, dan hak warisnya–untuk menjadi budak menggantikan Benyamin; asalkan bapanya tidak mengalami kepedihan lagi.

Ketika keadaan diijinkan menjadi sangat buruk–apapun alasannya, entah karena dosa/kesalahan, atau karena keadaan di luar pengendalianmu. Pakailah kesempatan itu untuk merendahkan diri kepada Tuhan, memeriksa diri, dan tersungkur di dalam pertobatan dan penyerahan diri kepadaNya.

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *