Ketika Jalanmu Buntu

Kejadian 42:27-43:14

Saudara-saudara Yusuf merasa bahwa jalan hidup mereka semakin sulit, bertubi-tubi masalah menimpa mereka: dicurigai, satu orang ditahan, harus membawa Benyamin ke Mesir, dan sekarang ada potensi masalah lagi, karena mereka bisa dituduh mencuri. Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka berpandang-pandangan dengan gemetar serta berkata: “Apakah juga yang diperbuat Allah terhadap kita!” (ay. 28)

Mereka mengakui bahwa ada campur tangan Tuhan di dalam peristiwa yang mereka alami. Tetapi mereka tidak tahu mengapa peristiwa itu harus terjadi. Itu membuat tawar hati (kehilangan keberanian/kekuatan batin), membuat bingung, dan ketakutan. Dan ketika Yakub mendengar cerita anak-anaknya serta melihat uang pundi-pundi uang itu, Yakub menjadi ketakutan seperti anak-anaknya.

Yakub mengeluh bahwa semua peristiwa itu terjadi untuk menjatuhkannya, semuanya yang buruk menimpa dirinya. “Everything is against me!” (ay. 36 – NIV). Dalam pemikiran Yakub, semua aspek, semua kejadian–tidak ada satupun yang menndatangkan kebaikan kepadanya; semuanya hanya mendatangkan keburukan. Karena Yakub tidak mengerti rencana Tuhan: justru semua peristiwa itu–yang dianggapnya merugikan–sedang mendatangkan kebaikan baginya.

“And we know that in all things God works for the good of those who love him, who have been called according to his purpose. ” (Rom 8:28 – NIV). Persoalannya adalah: seringkali saya tidak tahu bahwa Tuhan sedang bekerja untuk kebaikan saya; yang saya tahu, yang saya lihat, yang saya pikirkan: semuanya justru mendatangkan celaka bagi saya.

Tuhan tidak pernah berubah. Tuhan itu penuh kasih setia dan belas kasihan kepada anak-anakNya. Percayalah kepadaNya. Hatimu mungkin menjadi tawar karena ada peristiwa yang tidak kauharapkan justru menimpa; tetapi percayalah dan tetaplah berharap kepada Tuhan. Sebab Tuhan itu setia dan mengasihimu. Tuhan itu baik. Ia bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagimu.

Yakub tidak punya alternatif lain. Ia harus mengikuti skenario yang sudah dibuat oleh Tuhan melalui Yusuf. “If it must be, then do it … may God Almaighty grant you mercy” (ay 11,14 – NIV). Menyerah, pasrah dengan hanya berharap kepada belas kasih dan kemurahan Tuhan–tidak ada lagi usaha yang bisa dilakukan: ikuti skenario Tuhan dengan taat, lakukan apa yang semestinya dikerjakan, dan hanya berharap kepada kemurahan Tuhan.

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *