Antara Karunia dan Watak

Kejadian 41:39-57

Karunia Illahi harus dilambari dengan watak dan karakter yang mulia. Karunia Illahi adalah pemberian–diberoleh bukan karena usaha atau kerja keras seseorang. Karunia Illahi merupakan hak prerogatif Tuhan untuk memberikan apa kepada siapa yang dikehendakiNya. Tetapi watak’ watak adalah hasil pilihan, keputusan/komitmen, dan perjuangan setiap orang. Karunia adalah hadiah, watak adalah buah. Tanpa watak, karunia tidak akan bisa digunakan secara maksimal!

Pujian Firaun untuk Yusuf: Tuhan berbicara kepada Yusuf, tidak ada orang yang berakal budi (cerdas) dan bijaksana (berhikmat) seperti Yusuf. Untuk menjadi alat tuhan yang efektif dan mendatangkan berkat, seseorang yang menerima pernyataan Tuhan harus dilengkapi dengan karakter: berakal budi dan bijaksana (wise), dalam Amplified Bible diterjemahkan sebagai: intelligent (cerdas) and discreet (low profile/hati-hati) and understanding (pengertian) and wise (bijaksana).

Watak atau karakter ini yang ditumbuhkan di dalam diri Yusuf selama 13 tahun–masa yang sulit, di mana Yusuf harus mengalami kesusahan, penderitaan, penolakan, dan fitnah. Proses pembentukan watak ini membawa Yusuf kepada satu titik, di mana Tuhan memakainya tidak hanya untuk memberkati keluarga dan kaumnya, tetapi juga memberkati seluruh umat manusia!

Watak Yusuf yang dibentuk oleh Tuhan ini memungkinkan Yusuf untuk siap secara mental menerima kedudukan yang paling tinggi dan kekuasaan yang paling besar! Posisi dan kekuasaan sekarang tidak lagi bisa menggoyahkan watak Yusuf, sebab Tuhan telah membuat karakternya menjadi kokoh. Yusuf sadar sepenuhnya bahwa kedudukan dan kekuasaan itu berasal dari Tuhan, Tuhan yang memberi, Tuhan bisa mengambil setiap saat.

Sekarang, 13 tahun kemudian, Yusuf menerapkan semua latihan yang sudah diterimanya. Yusuf mempraktekkan kerajinan, kerja keras, kemampuan managerial, tanggung jawab, bisa diandalkan, integritas — dan sekarang ditambah dengan karakter yang bijaksana, yang penuh pengertian, dan kerendahan hati!

Ketika watak itu telah siap, Tuhan mengatur peristiwa demi peristiwa dengan rapi, sehingga semua keping itu jatuh di tempat masing-masing, membetuk gambar rencana penyelamatan Tuhan yang indah dan agung. Penyelamatan keluarga, penyelamatan bangsa, bahkan penyelamatan bagi seluruh umat manusia.

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *