Hikmat dari Tuhan

Kejadian 41:1-38

Tuhan bisa menahan pengetahuan dan pengertian kepada semua orang, dan hanya menyatakannya kepada orang yang dikehendakiNya. Tuhan mengatur semua peristiwa di dalam hikmatNya, supaya rencanaNya digenapi. Tuhan bisa membuka jalan dengan cara yang terduga oleh manusia, tetapi itu semua sudah ada di dalam rancanganNya. Hikmat Illahi tidak bisa ditiru, tidak bisa disamai. Hikmat Illahi memberikan pencerahan dan pemecahan masalah dengan tepat.

Dua tahun berlalu, dan Tuhan memberikan mimpi kepada Firaun. Saat itu Juru Minuman Firaun baru teringat kepada Yusuf. Bertemu Yusuf, Firaun menanyakan kemampuan Yusuf untuk menafsirkan mimpi. Tetapi Yusuf menjawab: “: “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.” (ay. 16). Yusuf sampai pada satu titik di mana ia menyerah dan mengandalkan Tuhan, di mana ia dengan tulus mengakui bahwa Tuhanlah sumber dari kemampuan yang ada padanya.

Yusuf dengan berani menjelaskan arti mimpi Firaun. Tidak ada kesan keraguan ketika ia berbicara. Bagaimana mungkin, seorang yang barus saja dikeluarkan dari penjara, bisa dengan berani berkata-kata di hadapan pemimpin otoriter seperti Firaun? Apa tidak takut salah? Apa tidak takut nanti tidak dipercaya? Dasar keberanian Yusuf adalah Tuhan, dorongan untuk berbicara adalah dari Tuhan, makna mimpi yang muncul dalam benak Yusuf adalah hikmat Tuhan.

Tuhan kemudian memberikan hikmat kepada Yusuf saat itu juga berupa pemecahan masalah atau langkah yang harus dilakukan oleh Firaun: langkah yang sangat praktis dan nyata: pemimpin yang diperlukan, berapa proporsi panen yang harus disimpan, dan pembangunan lumbung-lumbung. Hikmat Illahi, dapat memberi petunjuk dengan jelas apa yang harus dilakukan. Hikmat Illahi yang diberikan kepada Yusuf itu: jelas, praktis, relevan–tidak perlu ditafsir-tafsirkan lagi.

Hikmat dan penyertaan Tuhan atas Yusuf tidak bisa dibantah, tidak bisa ditiru! Firaun dan para pejabat istananya langsung mendapat pencerahan dan sama sekali tidak menolak atau keberatan dengan usulan yang disampaikan Yusuf. Skak mat! Firaun mengakui hikmat Yusuf yang melebihi semua orang–tidak ada yang menyamai. Dan Firaun mengakui bahwa ada penyertaan Tuhan dalam diri Yusuf: “”Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” (ay.38).

Bergantunglah kepada Tuhan untuk memperoleh hikmatNya dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di hadapanmu. Ketika hikmat Allah itu diberikan, maka semua persoalan bisa dipecahkan dengan sempurna tanpa keberatan, tanpa penolakan. Beroalah meminta hikmat dari Tuhan agar di dalam pekerjaanmu sehari-hari, masalah-masalah bisa diselesaikan dengan tuntas; dan orang melihat penyertaan Tuhan atasmu, dan memuliakan Tuhan. Terpujilah Tuhan!

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *