Pembentukan Karakter

Kejadian 37:1-11

Tuhan ingin memakai orang percaya untuk melakukan rencana-Nya. Tetapi, ada proses yang harus dilalui sebelum seseorang bisa dipakai Tuhan, yaitu proses untuk membentuk karakter agar nantinya mampu menjalankan rencanan Tuhan dengan benar sesuai kehendak Tuhan. Sekalipun seseorang menerima panggilan dan mengerti rencana Tuhan, tetapi kalau karakternya tidak siap; maka justru akan menimbulkan masalah.

Ada beberapa karakter Yusuf yang harus dibentuk oleh Tuhan, karena karakter itu membuat hidup Yusuf tidak menjadi berkat, namun justru menimbulkan kemarahan dan kebencian di dalam hati orang lain. Karakter Yusuf yang harus diubah: (1) dalam hal perkataan: kebiasaan melaporkan keburukan orang lain dan menceritakan mimpi yang meninggikan dirinya sendiri; (2) dalam hal sikap: menikmati perlakukan istimewa dari ayahnya–tidak sensitif/tenggang rasa kepada perasaan orang lain.

Karakter Yusuf itu diperkuat dengan faktor di luar dirinya: ia lebih disayang oleh Yakub dibandingkan saudara-saudaranya. Dan Yakub terang-terangan menunjukkan sikap pilih kasih itu dengan memberikan jubah yang indah untuk Yusuf. Akibatnya: saudara-saudaranya menjadi cemburu dan membenci Yusuf. Begitu kuatnya rasa benci itu sampai-sampai mereka tidak bisa berbicara dengan ramah kepada Yusuf–dan celakanya, Yusuf sepertinya tidak merasakan atau tidak sadar akan hal itu.

Kesannya, Yusuf adalah seseorang yang terlalu terpusat kepada dirinya sendiri: kepada posisinya sebagai anak yang paling disayang, kepada mimpi-mimpi indah yang diterimanya, mungkin juga kepada isi pikiran dan prinsip hidupnya–sehingga tidak sensitif kepada sekitar, tidak memikirkan sikap atau perasaan orang lain di sekitarnya. Sungguh seorang Pemimpi.

Tentu saja, ada bagian karakter Yusuf yang mulia: ia suka kepada kebenaran dan keadilan; ia taat dan tunduk kepada ayahnya; ia seorang yang rajin dan bertanggung jawab untuk melakukan tugasnya; ia memperhatikan dan menghargai perkara-perkara yang “di atas”; ia bukan orang yang munafik, tetapi seorang yang suka berterus-terang; ia seorang yang tulus dan lugu.

Sekalipun ada bagian karakter Yusuf yang mulia, tetapi itu belum cukup; sebab bagian karekater yang buruk akan merusak dan menghalangi pelaksanaan panggilan/rencana Tuhan bagi Yusuf. Semua bagian watak harus dibereskan. Tentu saja tidak akan sempurna, karena kesempurnaan itu nanti dialami ketika Tuhan telah mengubahkan di dalam kekekalan. Namun, beberapa karakter utama harus dibereskan lebih dahulu.

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *