Besar di Bumi, Hilang di Kekekalan

Kejadian 36:1-43

Kerajaan Edom dibangun dari satu keluarga, yaitu keluarga Esau. Evolusi dari satu keluarga inti, berkembang biak menjadi kaum, dan terus berkembang menjadi sebuah bangsa yang besar dan kompleks. Pada satu titik akhirnya dibentuk pemerintahan untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Ini adalah sebuah proses yang normal di dalam peradaban umat manusia. Yang membedakan hanya satu: perkembangan bangsa itu tidak di dalam perjanjian dengan Tuhan.

Kerajaan Edom, secara politis dan sosiologis, lebih maju daripada perkembangan keturunan Israel. Karena di Edom sudah ada “raja-raja yang memerintah di tanah Edom, sebelum ada seorang raja memerintah atas orang Israel” (ay. 31). Sementara di kaum Israel baru berupa kaum/suku, Edom sudah membentuk struktur politik dan masyarakat dalam bentuk kerajaan.

Keturunan Esau tetap tercatat di dalam sejarah umat manusia. Dari satu orang, yaitu Esau, mereka berkembang biak menjadi bangsa yang besar, yaitu bangsa Edom. Memiliki wilayah kekuasaan, dan memiliki bentuk pemerintahan. Tetapi, Tuhan tidak membuat perjanjian dengan Edom. Tuhan telah memilih untuk mengikat perjanjian dengan Israel. Dan perjanjian Tuhan itu yang paling berharga. Karena perjanjian itu adalah perjanjian yang kekal.

Sejarah Edom adalah sejarah manusia pada umumnya: berkembang, menjadi besar, memiliki kemakmuran dan kekayaan, memiliki ketenaran dan mencapai prestasi-prestasi besar. Namun, tanpa kehidupan di dalam Tuhan. Memiliki semuanya di bumi ini, tetapi tidak punya apa-apa di dalam kekekalan. Yang paling penting adalah: ikatan perjanjian dengan Tuhan. Yang paling penting adalah kehidupan yang dikenal dan mengenal Tuhan. Karena kehidupan itulah yang akan bertahan di dalam kekekalan.

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *