Kejadian 35:1-29
Tragedi bisa dipakai Tuhan untuk menjadi titik awal pertobatan dan perubahan hidup. Peristiwa yang menyakitkan, kegagalan, keterpurukan, dan bentuk-bentuk penderitaan dapat digunakan oleh Tuhan untuk menolong umatNya kembali kepada komitmen yang mula-mula kepada Tuhan, dan memulai perjalan hidup yang baru.
Setelah tragedi di Sikhem, Tuhan menyatakan diri, memerintahkan Yakub untuk pergi ke Betel dan mendirikan mezbah bagi Tuhan, seperti janjinya ketika ia membuat komitmen dan bernazar kepada Tuhan saat ia lari dari ancaman Esau.
Respons Yakub sangat positif. Tidak hanya ia mengajak semua keluarga dan rombongannya untuk segera pergi, namun ia meminta mereka untuk menguduskan diri: membuang berhala-berhala yang dimiliki dan melakukan proses penyucian diri (membersihkan diri dengan air dan mengganti pakaian yang dikenakan). Yakub mengubur semua berhala dan anting-anting yang terkumpul di bawah pohon besar di Sikhem.
Ketika rombongan Yakub berangkat meninggalkan Sikhem, kedahsyatan Tuhan meliputi kota-kota di sekitar mereka. Ada kegentaran Illahi yang menguasai penduduk sekitarnya, sehingga tidak ada satupun yang berani untuk mengejar dan menyerang anak-anak Yakub untuk membalas dendam.
Sampai di Betel, Yakub mendirikan mezbah bagi Tuhan sesuai dengan nazar yang telah dibuatnya, maka Tuhan menampakkan diri kepada Yakub dan memberkati Yakub. Tuhan mengubah nama Yakub menjadi Israel–tanda pertobatan dan hidup barunya: semula Yakub (deceiver/penyamar) menjadi Israel (God’s fighter/pejuang Tuhan). Yakub yang lemah dan mengandalkan kelicikannya, sekarang menjadi Israel yang kuat karena mengandalkan Tuhan.
Biarlah Tuhan memakai peristiwa dan penderitaan umatNya menjadi titik balik bagi pertobatan dan perubahan hidup. ketika umatNya berserah, bertobat, dan berbalik, maka penyertaan Tuhan akan dikembalikan secara penuh baginya. Terpujilah Tuhan.
Views: 7