Kejadian 31:1-55
Hidup yang diberkati Tuhan tidak selalu diterima dengan positif oleh orang lain. Rasa iri dan dengki kepada kesejahteraan atau kemakmuran orang lain menimbulkan pemikiran yang negatif, tuduhan tindak kecurangan, merasa hak atau bagiannya direbut, dan ujungnya adalah sikap yang tidak simpatik, bahkan membenci. Apalagi ketika siasat atau muslihat untuk mencurangi orang itu sepertinya tidak punya efek–tetap saja orang itu diberkati.
Tuhan menyertai Yakub, sesuai dengan dengan janjiNya. Sekalipun Yakub hidup di lingkungan kerja yang merugikan dia, mertua yang licik dan terus mencurangi dia, namun Tuhan–di dalam kedaulatan dan kuasaNya–memberkati Yakub hingga melimpah; jauh melebihi orang-orang yang berusaha mencuranginya. Tuhan menyatakan cara-cara untuk mengatasi semua kelicikan dan kecurangan Laban kepada Yakub. Sampai 10 kali Laban mencurangi, namun Tuhan terus membela Yakub. Apapun siasat Laban, Tuhan mematahkannya.
Pada kisah Ishak, ketika Abimelekh melihat bahwa Tuhan memberkati hidup Ishak, itu menimbulkan rasa gentar, sehingga ia meminta Ishak untuk membuat perjanjian agar tidak menyerang dia. Karena ia tahu, Ishak disertai Tuhan, dan apabila ia harus berhadapan dengan Ishak, ia pasti akan kalah. Berkat Tuhan atas orang percaya bisa menimbulkan rasa segan dan hormat serta pengakuan akan kuasa Tuhan pada orang-orang di sekelilingnya.
Keadaan Yakub berbeda. Berkat Tuhan atasnya membuat anak-anak Laban menjadi iri, mulai berpikir bahwa Yakub merampas semua kekayaan itu dari mereka. Mereka merasa bahwa sumber kemakmuran Yakub adalah dari mereka. Sehingga mereka marah dan tidak terima melihat Yakub hidup dalam kelimpahan. Mereka tidak bisa melihat bahwa ada tangan Tuhan yang bekerja atas Yakub, yang membuat Yakub berhasil di dalam pekerjaannya.
Yakub tekun menjalani ketidakadilan yang ditimpakan kepadanya oleh Laban. Bahkan ia mengganti ternak yang mati atau hilang–bukan karena kesalahannya–dengan ternak miliknya sendiri. Tuhan membela Yakub. Tuhan menunjukkan kuasaNya dengan ajaib untuk membuat Yakub tetap terpelihara bahkan melimpah-limpah berkatnya.
Di tengah lingkungan kerja yang sulit; perlakukan tidak adil–bahkan curang yang dikenakan orang lain atau atasan; tetap bergantung kepada Tuhan. Tuhan adalah Tuan atas segala tuan. Otoritas dan kuasa Tuhan melampaui semua pemimpin. Tuhan yang menyertai dan membela. Tuhan yang menjamin hidup, bukan pekerjaan atau pimpinan. Kita bekerja untuk Tuhan, melayani Tuhan. Kepada Tuhan kita bertangung jawab, dari Tuhan upah itu kita terima.
“Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” (Kolose 3:22-24).
Views: 7