Tuhan, Sang Sumber Berkat

Kejadian 30:1-43

Berbagai macam cara dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan apa yang diingini. Rencana, siasat, strategi, sampai kepada tipu daya dan kelicikan dilakukan. Kompetisi, saling menjatuhkan, berusaha mengalahkan orang lain. Semuanya demi memperoleh berkat, demi mendapatkan rejeki. Sementara Sang Sumber Berkat, Sang Pembagi Rejeki bertakhta di tempat maha tinggi, melihat semua jungir balik manusia dan membagikan berkatNya seturut keinginan dan otoritasNya.

Sumber konflik adalah: cemburu atau iri hati kepada apa yang dimiliki oleh orang lain. Merasa harus memiliki apa yang dimiliki orang lain, mengasilkan persaingan dan usaha-usaha untuk mendapatkannya. Sumber konflik yang lainnta adalah: ketakutan orang lain merebut atau mendapatkan apa yang menjadi hak atau miliknya. Semua upaya dilakukan untuk melindungi hak milik itu.

Ketika seseorang menyerahkan hidup dan rejekinya kepada Tuhan, iri hati dan kekuatiran itu tidak perlu ada. Kebergantungan kepada Tuhan, kepercayaan kepada kadaulatan Tuhan dalam membagi-bagikan berkatNya, iman bahwa Tuhan memelihara, cara pandang bahwa Tuhan adalah Sumber Kehidupan.

Inilah yang menolong manusia untuk tidak iri kepada berkat yang diterima orang lain, itu pula yang membuat tidak merasa harus membela atau mempertahankan hak miliknya mati-matian. Urusan berkat dan milik menjadi urusan pribadinya dengan Tuhan. Tidak bersiasat untuk menghalangi atau merebut.

“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2).

Views: 6

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *