Transfigurasi di Tempat Sunyi

Lukas 9:28-36

Mengapa peristiwa transfigurasi Tuhan Yesus ini terjadi di tempat yang sunyi, pada tengah malam, dan tanpa banyak saksi mata? Hanya ada 3 orang murid yang menjadi saksi mata peristiwa ini. Padahal peristiwa ini sangat penting: peneguhan dari Surga bahwa Yesus adalah Anak Allah, Mesias yang dijanjikan.

Ada 3 aspek supranatural dalam peristiwa di atas gunung ini. Pertama, Tuhan Yesus berubah secara fisik: penampakan wajahnya berubah dan pakaiannya menjadi terang benderang seperti kilatan petir. Kedua, kehadiran 2 tokoh besar bagi Israel secara fisik: Musa (Sang Pembawa Hukum taurat) dan Elia (Sang Nabi Besar). Ketiga, kehadiran Allah Bapa dalam awan yang pekat dan suara yang menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Allah yang terpilih.

Kalau saja persitiwa ini dilihat oleh banyak orang, ada kemungkinan banyak orang menjadi takjub dan akhirnya percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Mengapa peristiwa yang bergitu besar justru “disembunyikan” dari mata orang banyak? Sebenarnya, untuk siapa peristiwa ini terjadi?

Peristiwa ini terjadi untuk Tuhan Yesus, sebab di dalamnya Tuhan Yesus bercakap-cakap dengan Musa dan Elia mengenai penderitaan dan kematian yang harus dialami Tuhan Yesus di Yerusalem. Peristiwa ini adalah cara Allah Bapa untuk mempersiapkan dan menguatkan Anak-Nya sebelum menghadapi penderitaan yang berat di masa depan. Sebagai Manusia sejati, Tuhan Yesus mengalami kegentaran–di taman Getsemani, Ia bergumul dengan kegentarannya untuk mentaati Bapa-Nya.

Peristiwa ini terjadi untuk para murid. Delapan hari sebelumnya, murid-murid menyatakan keyakinan mereka bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias. Dan pada malam hari itu, Allah Bapa meneguhkan keyakinan mereka dengan cara yang luar biasa. Dengan demikian, peristiwa ini juga ditujukan bagi orang percaya yang lain, yang nantinya akan mendengar atau membaca kesaksian para murid yang hadir di sana.

Ada peristiwa besar yang terjadi di dalam kesunyian. Tidak perlu banyak orang melihatnya–mereka cukup merasakan manfaat dan buahnya. Tuhan mengubah hamba-Nya di tempat tersembunyi. Tuhan menyiapkan alat-Nya di dalam kesunyian. Ketika saya sendiri bersama Tuhan, saat itu peristiwa yang terpenting justru terjadi: transfigurasi/metamorfosis/perubahan hidup karena jamahan Illahi atas hidup saya.

Orang lain tidak perlu tahu, orang lain tidak perlu melihat. Yang orang lain perlukan adalah: menikmati berkat dan buah perbuatan saya karena perubahan yang Tuhan kerjakan atas hidup saya.

Views: 10

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *