Merespon Firman Tuhan

Lukas 8:4-21

Tuhan Yesus memberikan pengajaran tentang pentingnya cara seseorang merespon firman Tuhan. Sebab cara merespon firman Tuhan akan tercermin dalam hidup, dan tidak bisa ditutupi. Cara merespon firman Tuhan akan menentukan seberapa banyak orang akan menerima anugerah Tuhan dalam hidupnya. Dan cara merespon firman Tuhan akan menentukan bagaimana relasi seseorang dengan Tuhan.

Hal pertama yang ditekankan oleh Tuhan Yesus adalah: ketika seseorang bisa memahami makna firman Tuhan, maka itu adalah sebuah kasih karunia. Tuhan menganugerahkan kepada murid-murid-Nya pengertian akan rahasia Kerajaan Allah. Seseorang bisa memahami firman Tuhan bukan karena kecerdasannya, namun karena kepadanya dianugerahkan pengertian itu! Tanpa anugerah itu, orang akan melihat tetapi tidak mengerti, akan mendengar tapi tidak memahami apa maksud Tuhan melalui firman-Nya.

Kedua, Tuhan Yesus mengidentifikasi beberapa respon orang terhadap firman Tuhan yang diterimanya. Ada yang sama sekali tidak memiliki efek, karena begitu firman itu disampaikan, Iblis sudah merampas firman itu dari hati, sehingga ia menjadi tidak percaya kepada firman Tuhan. Iblis aktif untuk membuat orang tidak mau menerima firman Tuhan di dalam hati. Iblis aktif menghalangi firman Tuhan bisa tumbuh di dalam hati seseorang. Perlu pertolongan Tuhan untuk mematahkan pekerjaan Iblis ini–kalau tidak, pemberitaan firman menjadi sia-sia.

Ada yang menerima firman Tuhan dengan gembira, namun firman Tuhan itu tidak berakar kuat. Akibatnya, mereka akan percaya untuk jangka waktu tertentu, namun ketika persoalan, pencobaan, dan tantangan datang, maka kepercayaan itu menjadi pudar dan akhirnya mereka jatuh. Bagaimana bisa membuat firman Tuhan itu berakar kuat di dalam hati seseorang? Tidak bisa hanya dibiarkan saja–perlu suatu usaha serius untuk memberikan kondisi yang mendukung pertumbuhan firman Tuhan. Mencatat, merenungkan, mengulang-ulang, dan mendoakan dengan serius merupakan usaha yang bisa dilakukan untuk tujuan itu.

Ada yang menerima firman Tuhan, namun orang itu mempunyai terlalu banyak kekuatiran, kekayaan, dan kesenangan hidup. Ketiga hal itu “mencekik” firman Tuhan, sehingga tidak bisa bertumbuh dewasa dan menghasilkan buah kehidupan. Tiga musuh pertumbuhan firman Tuhan: kekuatiran, kekayaan, dan kesenangan. Fokus pada kekuatiran membuat tidak berani taat. Fokus pada kekayaan/milik menjadi jerat sehingga tidak taat. Fokus pada kesenangan membuka lebar pintu pencobaan kepada ketidaktaatan, karena hidup tidak didisiplin untuk taat.

Orang seperti apa yang akan memperoleh manfaat terbesar dari firman Tuhan sehingga akan menghasilkan buah kehidupan? Orang yang menerima firman Tuhan dengan hati yang jujur dan baik–tulus, terbuka, mau belajar, mau berubah, tidak defensif, tidak berprasangka. Kemudian, memegang firman Tuhan itu dengan erat–menyimpan dalam hati, tekun merenungkan, berusaha terus mengingat. Dan tekun serta setia untuk melakukan firman Tuhan itu di dalam hidupnya.

Views: 7

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *