How to Make a Big Decision

Lukas 6:12-19

Dalam hidup ini, orang percaya akan dihadapkan pada waktu di mana ia harus mengambil keputusan-keputusan yang besar dan menentukan. Keputusan itu tidak bisa diambil dengan sembrono, namun harus dengan dasar yang kuat. Tuhan Yesus memberi teladan bagaimana Ia mengambil sebuah keputusan besar yang akan “menentukan nasib” pekerjaan-Nya di bumi ini, yaitu: memilih orang-orang yang akan diutus untuk menjadi rasul-rasul-Nya.

Di tengah meningkatnya oposisi kepada diri-Nya dari orang Farisi dan Ahli Taurat; di tengah kondisi di mana mereka merancang tindakan apa yang akan dilakukan kepada-Nya, Tuhan Yesus mengambil waktu untuk pergi ke atas bukit dan berdoa semalam suntuk. Pagi harinya, Ia memanggil murid-murid dan memilih 12 orang dari antara mereka; ke-12 orang ini disebut-Nya sebagai para rasul-Nya.

Ada 3 kelompok orang yang mengikuti Tuhan Yesus: (1) kerumunan orang banyak, yang datang untuk mendengarkan pengajaran-Nya dan disembuhkan; (2) murid-murid (mathetes=pelajar), yang belajar dengan intens untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus; dan (3) 12 rasul (apostolos), murid-murid yang dipilih untuk menjadi utusan yang diberi otoritas/kuasa khusus oleh Tuhan Yesus untuk melakukan pekerjaan-Nya.

Salah satu keputusan terbesar di dalam pelayanan Tuhan Yesus adalah: memilih orang yang akan mengerjakan misi-Nya. Kriteria yang digunakan ada 2: (1) mereka berasal dari antara murid-murid, yang sudah teruji selama beberapa waktu punya komitmen dan setia untuk mengikut Tuhan; (2) mereka dipilih setelah didoakan dengan serius–pimpinan Tuhan di dalam memilih orang. Salah satu di antara 12 orang itu adalah Yudas Iskariot, yang nantinya akan berkhianat. Tuhan Yesus sendiri sudah tahu sejak semula mengenai pengkhianatan Yudas (Yoh. 6:64), namun Ia tetap memilihnya. Tuhan Yesus tunduk kepada rencana Bapa-Nya dalam mengambil keputusan–tidak semata-mata menggunakan pertimbangan/perhitungan manusia.

Pertimbangan secara logis dan matang, dilandasi dengan penundukan diri kepada kehendak Tuhan yang diperoleh melalui pergumulan dalam doa; akan membawa orang percaya kepada keputusan yang benar.

Views: 7

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *