Perjalanan Menuju Penyerahan

Lukas 5:1-11

Tuhan tidak penah tergesa-gesa. Ketika Tuhan memanggil seseorang untuk melakukan rencana-Nya, Ia mengijjinkan orang itu melalui proses–sampai pada titik penyerahan total. Tuhan tidak memaksa orang untuk mengambil komitmen secara prematur. Dalam beberapa kesempatan, Ia justru terkesan “menghalangi” dan “menakut-nakuti” orang yang ingin mengikuti-Nya dengan menunjukkan syarat dan harga yang harus dibayar. Tuhan sabar dan tekun untuk membawa orang yang dipilihnya melalui perjalanan iman sampai pada waktunya orang itu menyerahkan diri penuh kepada-Nya.

Kejadian ini bukan pertama kalinya Tuhan Yesus bertemu Simon. Pertama kali Simon mengenal Tuhan Yesus ketika ia diajak Andreas untuk menemui-Nya (Yohanes 1:41,42). Tuhan Yesus pernah memanggil Simon untuk mengikuti Dia dan menjadi penjala manusia (Markus 1:16-18). Simon sudah beberapa kali mendengar Tuhan Yesus mengajar dan melakukan mujizat–bahwa secara pribadi Simon mengalami hal itu ketika mertuanya disembuhkan oleh Tuhan Yesus (Markus 1:30-31). Simon mulai mengikuti proses pemuridan oleh Tuhan Yesus, namun belum sepenuh waktu–ia masih kembali kepada pekerjaan sebagai nelayan. Tuhan Yesus sudah menghendaki Simon untuk menjadi murid-Nya, namun Tuhan tidak tergesa-gesa meminta komitmen total Simon.

Kesalahan yang sering dilakukan orang adalah tidak membiarkan hidupnya–yang belum siap menyerah itu–untuk dipproses oleh Tuhan. Kesalahan itulah yang dilakukan oleh orang muda yang kaya itu–ketika Tuhan menunjukkan bahwa penghalang utama penyerahannya adalah hartanya, orang muda itu pergi dengan sedih (Markus 10:22). Kalau saja ia tetap tinggal dan berkata: “Aku belum bisa melepaskan hartaku; Tuhan tolonglah aku …”, mungkin ceritanya akan berbeda.

Yang diperlukan adalah kesediaan seseorang untuk terus membuka diri kepada Tuhan. Mengijinkan Tuhan terus bersentuhan dengan hidupnya, mengijinkan Tuhan terus berbicara dan memproses penyerahannya. Seolah Tuhan berkata: “Tidak apa-apa kalau engkau belum siap sekarang. Tapi bersedialah untuk mengikuti proses yang kusediakan untuk menyiapkanmu–sehingga pada waktunya nanti, engkau benar-benar akan menyerahkan dirimu sepenuhnya ke dalam panggilan-Ku”.

Views: 7

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *