Tanggung Jawab Orangtua

Lukas 2:21-40

Setiap orangtua diberi tanggung jawab untuk memelihara dan mengasuh anak-anak mereka. Tidak hanya dalam aspek fisik, mental, dan sosial, namun terlebih lagi dalam aspek spiritual. Keterbatasan–apapun itu–yang dimiliki orangtua tidak melepaskan mereka dari tuntutan tanggung jawab atas hidup anak-anak mereka.

Yusuf dan Maria melakukan semua bagian mereka sebagai orangtua yang diberi tanggung jawab untuk mengasuh Yesus. Mereka menepati semua ketetapan Taurat Musa: menyunatkan Yesus saat usia 8 hari, dan membawa Yesus ke Bait Allah untuk diserahkan kepada Tuhan–karena Ia adalah anak sulung (Imamat 12:3-8) . Sekalipun mereka miskin–hanya mampu membawa korban burung merpati dan tekukur–namun mereka setia melakukan tanggung jawab untuk membangun “spiritualitas” Yesus.

Lukas mencatat bahwa setelah selesai menjalankan ritual yang diwajibkan dalam Taurat, Yusuf dan Maria membawa Yesus pulang untuk tinggal di Nasaret–usia Yesus sekitar 1,5 bulan. Dan setelah itu tidak ada catatan apa yang dilakukan atau terjadi sampai nanti Yesus berumur 12 tahun. Dalam Injil Matius, dicatat bahwa Yusuf–dengan pimpinan Tuhan–mengungsikan keluarganya ke Mesir, untuk menghindari usaha pembunuhan oleh Herodes (Matius 2:13-23).

Sekalipun demikian, Lukas menuliskan rangkuman dari 12 tahun masa awal pertumbuhan Yesus dengan “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.” (Lukas 2:40). Pertumbuhan Yesus mencakup semua aspek kehidupannya: fisik, intelektual, dan spiritual.

Ia tumbuh di tengah keluarga yang memiliki iman yang kuat dan penyerahan/penundukan diri yang dalam kepada Tuhan (Matius 1:18-25). Secara pribadi, Yusuf dan Maria memiliki kehidupan rohani yang kokoh; di samping itu, mereka melakukan semua hal yang harus dilakukan sebagai orangtua untuk memelihara dan mengasuh Anak yang dipercayakan kepada mereka.

Tantangan bagi setiap orangtua: (1) membangun diri sendiri, sehingga memiliki kehidupan spiritual yang kuat; dan (2) melakukan semua yang harus dan bisa dilakukan untuk menolong anak-anaknya bertumbuh secara lengkap: fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Views: 7

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *