Manajemen SDM

1 Korintus 16:10-24

Dalam setiap teori atau teknik manajemen, salah satu elemen atau sumber daya utama adalah orang (man). Manusia diakui sebagai unsur yang tidak pernah bisa diabaikan untuk memastikan proses pencapaian tujuan bisa berjalan dengan baik. Persoalan yang kemudian sering muncul adalah: manusia diperlakukan sebagaimana sumberdaya yang lain—dimanfaatkan, diekspoitasi, dan diperalat hingga melupakan nilai kemanusiaan mereka.

Dalam bagian ini Paulus memberikan pesan/permintaan kepada jemaat sehubungan dengan beberapa orang yan disebut namanya: Timotius, Apolos, Stefanus dan kawan-kawan, Akwila dan Priskila. Paulus mengedifikasi orang-orang tersebut sebagai pribadi yang memiliki peran di dalam pekerjaan Tuhan dan peran di dalam hidup/pelayanan pribadi Paulus.

Selain mengedifikasi dan mengakui/menghargai peran mereka di dalam pekerjaan Tuhan maupun di dalam hidup dan pelayanannya, Paulus juga secara umum meminta jemaat untuk memiliki sikap yang sama kepada orang-orang ini: menghargai, mengakui kontribusi mereka di dalam pekerjaan Tuhan, melayani/bersikap suportif, dan mentaati kepemimpinan mereka.

Paulus juga menunjukkan pengenalan yang dalam atas hidup dan pergumulan/persoalan yang dimiliki orang-orang tersebut. Maka ia meminta kerjasama dan dukungan jemaat untuk beberapa hal yang khusus bagi tiap-tiap orang yang disebutkannya: Timotius perlu diperlakukan dengan respek dan tidak dipandang rendah; Stefanus dan kawan-kawan perlu dihargai dan ditaati sebagai cikal-bakal dan pelayan Tuhan di Korintus.

Paulus memiliki kepedulian (concern) yang tinggi kepada orang-orang di sekitarnya. Ia menunjukkan pernghargaan yang tinggi; ia berusaha untuk memastikan agar mereka mendapatkan perlakukan yang sepantasnya, agar mereka bisa melayani dengan baik, dan agar kebutuhan mereka dapat dipenuhi. Paulus memandang mereka sebagai sahabat dan teman seperjuangan yang patut dihargai; bukan sekedar aset dan sumberdaya untuk dieksploitasi demi mencapai tujuan.

Views: 7

This entry was posted in 1 Korintus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *