Menghadapi Kesusahan yang Mengancam Iman

2 Tesalonika 3:1-5

Paulus memiliki concern yang sangat besar untuk jemaat Tesalonika. Mereka sedang mengalami kesusahan-kesusahan yang berpotensi untuk membuat iman mereka goyah. Paulus menyadari bahwa si jahat akan memakai kesusahan untuk mencobai orang percaya, agar mereka tidak lagi beriman kepada Tuhan. Maka, Paulus melakukan sesuatu untuk menolong mengokohkan iman jemaat.

Kekuatiran dan perhatian ini membuat Paulus mengirimkan Timotius pergi ke Tesalonika untuk mengetahui kondisi jemaat dan menguatkan mereka. Concern itu begitu besar sampai Paulus “tidak dapat tahan lagi“, sehingga ia mengirim Timotius untuk menguatkan hati jemaat dan menasihati jemaat tentang iman mereka (ayat 1-2).

Tujuan Paulus adalah: agar jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan yang dihadapi. Paulus sangat realisitis, dan ini prinsip Illahi: si jahat akan mencobai orang percaya dengan kesusahan dan penderitaan agar mereka tidak lagi beriman kepada Tuhan. Masalah, persoalan, kesulitan dan penderitaan adalah salah satu sumber pencobaan yang bisa membuat oprang goyeh imannya sehingga tidak taat kepada Tuhan, dan bahkan menolak atau meninggalkan Tuhan (ayat 3, 5).

Timotius ditugaskan untuk menguatkan dan menasihati (mengajar) jemaat–yang usianya masih sangat muda–agar tetap teguh dalam iman mereka di tengah kesusahan yang mereka alami. Paulus mengingatkan jemaat kepada pengajarannya untuk mereka, bahwa orang percaya pasti akan mengalami penderitaan. Bahkan orang percaya “ditentukan untuk itu” (ayat 3, 4). Kesusahan/penderitaan tidak selalu berarti Tuhan tidak berkenan, tetapi justru menjadi jalan pertumbuhan yang memperkuat iman seseorang.

Penerapan:
(1) Memohon pertolongan dan hikmat kepada Tuhan di masa-masa sulit dan ketika menghadapi masalah, agar Tuhan memberi jalan kelar dan saya mengalami pertumbuhan dalam iman melaluinya.
(2) Meminta hati yang concern dan memberi perhatian tulus mengenai situasi–terutama kesulitan–yang dialami orang-orang yang ada dalam lingkup pelayanan saya.

Views: 20

This entry was posted in 1 Tesalonika, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.