1 Yohanes 3:6-10
Yohanes melanjutkan pengajarannya tentang hidup sebagai anak-anak Allah. Poin di bagian ini: karakterisik seorang anak Allah sejati adalah tidak memiliki kehidupan yang terus-menerus berbuat dosa–habitual sins, perbuatan dosa sebagai kebiasaan atua sebagai gaya hidup. Karena di dalam Kristus tidak ada dosa sama sekali (ayat 5), maka mereka yang ada di dalam Kristus tidak akan terbiasa/terusa-menerus berbuat dosa.
Yohanes memperingatkan umat Tuhan agar berhati-hati atau waspada terhadap pandangan atau pengajaran yang menyatakan bahwa: tidak apa-apa kalau seorang percaya itu terus berbuat dosa. Karena, anak-anak Allah akan memiliki gaya hidup yang melakukan kebenaran, sama seperti Tuhan adalah benar dan selalu melakukan kebenaran (ayat 7).
Apabila seseorang masih terus melakukan dosa, maka ia adalah berasal dari Iblis, bukan dari Allah. Sebab sifat Iblis adalah dosa, dan ia melakukan dosa sejak semula. Padahal, kedatangan Allah Allah, yaitu Yesus Kristus, adalah untuk menghancurkan pekerjaan iblis, yaitu dosa dan kejahatan (ayat 8).
Karena itulah, seseorang yang benar-benar lahir dari Tuhan akan hidup terus mempraktekkan atau melakukan dosa. Mengapa: sebab benih Illahi, yang bercirikan kekudusan dan kebenaran itu ada di dalam orang percaya, sebab Ia dilahirkan dari Allah oleh Roh Kudus (Yoh. 1:12-13), sehingga secara “alamiah” atau lebih tepatnya “rohaniah” ia memiliki sifat/kekuatan untuk tida berbuat dosa. Itulah yang membedakan antara naka-naka Allah dan anak-anak Iblis: dalam hal hidup yang tidak lagi melakukan dosa (ayat 9-10).
Seseorang yang percaya berarti telah dilahirkan baru di dalam Tuhan. Ia dilahirkan dari pribadi yang kudus yang tidak berdosa. Sehingga ia sekarang memiliki sifat kudus yang “diwarisi” dari Bapanya, yaitu Allah. Sehingga, ia tidak lagi memiliki cara hidup berdosa–bukan berarti ia sama sekali tidak bisa berbuat dosa, tetapi sifat/karakter/kecenderungan dosa itu sudah tidak lagi berkuasa dan mendominasi hidupnya.
Hidup yang tidka lagi berbuat dosa bukan hasil usaha manusia, tetapi hasil dari kelahiran baru di dalam Tuhan. Eksistensinya yang baru sebagai anak Allah itulah yang membuat ia sekarnag meiliki karakter/sifat Illahi, yaitu tidak berdosa lagi. Betapa besar kasih Allah yang dilimpahkan kepada orang percaya. Tuhan tidak hanya melarang umat-Nya untuk berbuat dosa, tetapi Ia memberikan sifat/karakter yang tidak berdosa kepada umat-Nya, sehingga umat Tuhan bisa hidup benar di hadapan-Nya.
Views: 1