Satu-satunya Kemuliaan adalah Keselamatan

Galatia 6:14-16

Apa yang paling penting dan mulia? Bagi Paulus, itu adalah karya keselamatan Allah melalui kematian Kristus di atas salib. Sebab hanya itu yang membuat orang menjadi ciptaan baru di dalam Tuhan. Salib Kristus menjadi perkara yang membuat semua orang berkedudukan sama–apapun latar belakang dan pencapaiannya. Sebab keselamatan tidak bisa diperoleh dengan latar belakang atau kinerja, tetapi semata-mata karena anugerah malalui iman kepada Kristus.

Ayat 14. Paulus menunjukkan sikap hidup yang berkebalikan dengan para pengajar palsu–yang berusaha untuk memegahkan diri sendiri atau untuk mencari pengakuan dan kebanggaan. Bagi Paulus, satu-satunya yang dibanggakan adalah: salib Tuhan Yesus Kristus. Bermegah: memandang penting, memandang berharga, memuliakan, mengutamakan, memamerkan, mengandalkan, menunjukkan kepada orang lain. Satu-satunya kebanggaan Paulus adalah: karya keselamatan melalui kematian Kristus–bagaimana Kristus telah membuat dunia ini tidak lagi penting bagi Paulus.

Ayat 15. Apakah orang bersunat atau tidak bersunat–keduanya tidak penting dan tidak punya makna–tidak ada bedanya. Yang penting adalah, atau satu-satunya hal yang bermakna adalah: orang menjadi ciptaan baru di di dalam Kristus, karena mengalami karya keselamatan oleh kematian Kristus. Apapun prestasi orang atau kebanggaan orang, kalau ia bukan ciptaan baru, maka semuanya itu sia-sia.

Ayat 16. Paulus menegaskan bahwa damai sejahtera dan kemurahan akan dimiliki oleh orang yang hidup berdasar prinsip Injil yang diajarkannya, yaitu: hidup menerima anugerah keselamatan semata-mata karena iman. Salvation by grace alone, by faith alone, and in Christ alone. Prinsip ini berlaku untuk semua orang, termasuk orang-orang Yahudi yang percaya.

Penerapan:
Terus mengingat bahwa tidak ada satupun di dalam hidup saya yang bisa dibanggakan kecuali anugerah keselamatan di dalam Kristus yang saya terima bukan karena saya orang baik, tetapi karena iman kepada Kristus.

Views: 308

This entry was posted in Galatia, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.