Merdeka untuk Mengasihi Tuhan dan Sesama

Galatia 5:13-15

Paulus mengubah nada suratnya. Ia tidak lagi berbicara tentang argumen/bantahan terhadap pengajaran palsu yang hendak membawa jemaat kembali kepada perbudakan, tetapi ia sekarang bicara tentang bagaimana kehidupan seorang yang telah dimerdekakan Kristus dari dosa dan dari Hukum Taurat. Ini menjawab kritik orang yang berpikir kalau tidak dituntut taat pada Hukum Taurat, orang akan menyalahgunakan anugerah Tuhan untuk hidup di dalam dosa.

Ayat 13-14. Paulus menegaskan bahwa jemaat telah merdeka di dalam Kristus. Tetapi jemaat tidak bisa mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup di dalam dosa, melainkan untuk saling melayani satu dengan yang lain oleh kasih. Paulus mengutip ayat Taurat yang jug dikutip oleh Tuhan Yesus bahwa inti dari seluruh Hukum Taurat dan nabi adalah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Ima. 19:18).

Ini adalah “hukum” yang baru. Atau di dalam injil Yohanes disebut sebagai “perintah” yang baru (Yoh 13:34): “supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi“. Paulus mengajarkan–seperti juga ajaran Tuhan Yesus–bahwa hidup benar bukan masalah melakukan hukum-hukum atau atuan-aturan atau adat-adat atau ritual-ritual, melainkan hidup yang mentaati esensi dari kehendak Tuhan, yaitu: mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia.

Ayat 15. Penerapan atau penampakan kehidupan yang telah dimerdekakan di dalam Kristus adalah–kehidupan yang saling mengasihi dan kesatuan di dalam jemaat. Ini kontras dengan cara hidup yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mengajarkan Yudaisme, di mana mereka saling menggigit dan saling menelan. Orang-orang Farisi–seperti juga Paulus di masa lalu–menggit dan menyerang mereka yang dinilai tidak taat kepad Hukum Taurat.

Kemerdekaan di dalam Kristus menghasilkan hidup yang benar di hadapan Tuhan. Hidup benar yang dihasilkan oleh iman itu bukan karena melakukan ritual-ritual–yang lahiriah, yang bisa dihitung, yang bisa dimanipulasi–tetapi hidup dengan sikap hati dan spiritualitas yang benar di hadapan Tuhan–hati yang mengasihi Tuhan dan sesama manusia, yang tercermin di dalam tindakan dan perilaku kekudusan dan kasih kepada orang lain.

Penerapan:
Terus mengingat bahwa sekarang, setelah diampuni dan dimerdekakn oleh Kristus, kriteria sikap dan tindakan saya adalah: apakah itu mengasihi Tuhan dan apakah itu mengasihi orang lain?

Views: 313

This entry was posted in Galatia, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.