Mengamini Janji Tuhan

Galatia 3:15-18

Paulus mejelaskan kepada jemaat Filipi bahwa perjanjian yang dibuat oleh Tuhan dengan Abraham tidak dapat dibatalkan oleh apapun–termasuk oleh Hukum Taurat. Perjanjian dengan Abraham itu didasari oleh iman Abraham yang diperhitungkan Tuhan sebagai kebenaran, bukan karena perbuatan Abraham. Dan perjanjian Tuhan dengan Abraham itu menunjuk kepada satu keturunan Abraham, bukan banyak keturunan, dan itu menunjuk kepada Kristus.

Ayat 15. Paulus menggunakan illustrasi dari kehidupan seharti-hari, yaitu bahwa surat wasiat yang sudah disahkan tidak dapat dibatalkan artau ditambahi–sekalipun setelah surat wasiat itu disahkan ada aturan/regulasi buatan manusia yang ber5beda atau bertentangan dengan isi surat wasiat tersebut. Ini mengacu kepada praktik hukum yang berlaku saat itu. Paulus menegaskan, perjanjian pembenaran karena iman sudah disahkan oleh Tuhan, dan tidak bisa diubah.

Ayat 16. Paulus mengingatkan bahwa perjanjian Tuhan dengan Abraham itu menyebut satu (tunggal) keturunan Abraham–menunjuk kepda satu orang saja, tidak kepada semua atau banyak keturunan Abraham, yaitu Tuhan Yesus Kristus–karenanya dalam Injil Matius, silsilah Tuhan Yesus dimulai dari Abraham–menunjukkan bahwa Dialah Sang Keturunan Abraham yang disebut Tuhan dalam perjanjiannya. Sejak semula, sejak Tuhan mengawali karya keselamatan-Nya dari Abraham, Tuhan sudah menetapkanb bahwa suatu saat nanti Sang Keturunan Abraham, Yesus Kristus, yang akan menjadi berkat bagi semua bangsa.

Ayat 17-18. Paulus menegaskan bahwa perjanjian yang sudah disahkan oleh Allah sebelunya di dalam Kristus tidak bisa dibatalkan oleh Hukum Taurat yang diberikan 430 tahun setelah perjanjian dengan Abraham dibuat. Warisan/anugerah Allah kepada Abraham tidak berdasarkan Hukum Taurat–ketaatan kepadanya, melainkan berdasarkan janji Allah kepada Abraham. Iman, percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan apa yang telah Ia janjikan–Kej. 15:6 menggunakna kata “aman” yang kemudianberkembang menjadi “amin“–mengiyakan apa yang dikatakan oleh Tuhan: menerima perkataan/janji Tuhan sebagai sesuatu yang benar dan pasti.

Penerapan:
Memegang dan mempercayai janji-janji Tuhan yang sudah dinyatakan-Nya. Tekun menantikan waktu penggenapan janji-janji itu.

Views: 330

This entry was posted in Galatia, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.