Tidak Ada yang Kebal terhadap Penyesatan

Galatia 1:1-5

Setelah mengkritik sikap dan tindakan Petrus dan beberapa orang percaya Yahudi lain yang bertentangan dengan Injil–sebagai argumen kebenaran Injil satu-satunya yang diberitakan oleh para Rasul, sekarang Paulus dengan keras menegor jemaat Galatia. Inti tegoran Paulus adalah: bagaimana mungkin jemaat Galatia yang sudah mengalami banyak sekali (keselamatan, anugerah Roh, dan mujizat) karena iman mereka, sekarang bisa disesatkan oleh pengajaran yang mengatakan mereka harus juga melakukan Hukum Taurat.

Ayat 1. Paulus bertanya kepada jemaat Galatia: siapa yang mempesona (bazkaino: bewitched, menyihir, menggendam–menghipnotis melalui tatapan mata), sehingga mata mereka tidak lagi bisa melihat (memahami) apa yang telah dijelaskan (dilukiskan) di depan mata mereka, yaitu: Tuhan Yesus tenga telah disalibkan untuk menebus dosa manusia. Penyesatan nabi-nabi palsu telah membuat jemaat Galatia kabur/silau penglihatannya akan salib Kristus. Betapa pentingnya untuk terus memandang kepada salib Krisus dan meneguhkan iman kepada-Nya.

Ayat 2-3. Paulus mengingatkan kembali jemaat Galatia tentang bagaimana mereka bisa menerima Roh Kudus. Bukankah mereka menerima Roh Kudus karena iman, dan bukan karena melakukan Hukum Taurat Yahudi–jemaat Galatia banyak yang berasal dari bangsa non-Yahudi (tidak bersunat dan tidak melakukan Hukum Taurat), tapi mereka menerima keselamatan dan Roh Kudus karena mendengar Injil, bukan karena sunat atau Taurat. Sehingga, Paulus menegor mereka: hidup mereka dimulai di dalam Roh (karena pekerjaan Roh, bukan ketaatan kapada Taurat)–mengapa sekarang mereka harus taat kepada Hukum Taurat, yang bukan menjadi sumber keselamatan mereka?

Ayat 4-5. Paulus juga mengingatkan apa yang selama ini sudah mereka alami karena iman mereka. Bagaimana mereka mengalami penderitaan karena iman mereka kepada Kristus, dan bagaimana mereka telah mengalami banyak hal sejak mereka percaya kepada Kristus: menerima Roh Kudus (manifestasi pekerjaan Roh Kudus) dengan limpah dan melihat/mengalami langsung mujizat Tuhan. Paulus menanyakan: apakah semua pengalaman itu diperoleh dari iman kepada Injil, atau karena melakukan hukum Taurat.

Paulus menggunakan istilah yang keras untuk melabeli jemaat Galatia: “bodoh” (anoetos, foolish): bukan karena tidak memiliki pengetahuan, tetapi karena sekalipun telah memiliki pengetahuan dan pengalaman iman, masih bisa dibujuk atau dipengaruhi pengajaran lain yang bertentangan dengan pengetahuan dan pengalaman mereka di dalam Tuhan karena iman. Orang yang sudah tahu dan sudah mengalami kebenaran tidak kebal kepada penyesatan–bukankah manuia pertama (yang tanpa dosa dan segambar dengan Allah) juga bisa disesatkan? Apalagi musia biasa, yang pernah hidup di dalam kekuasaan dosa.

Penerapan:
(1) Mengakui bahwa saya merasa kuat (merasa tahu dan punya pengalaman iman), sehingga tidak waspada dan berhati-hati, akibatnya saya mudah disihir/dihipnotis oleh Si Jahat atau utusan Si Jahat untuk menyimpang dari Injil dan prisip kebenaran Tuhan.
(2) Meminta Tuhan menumbuhkan sikap rendah hati dan waspada terhadap pencobaan/penyesatan; secara praktis meminta perlindungan Tuhan setiap hari: “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat” (Mat. 6:13).

Views: 341

This entry was posted in Galatia, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.