Mati bagi Dosa, Hidup untuk Allah

Galatia 2:15-21

Banyak perdebatan mengenai sampai di mana Paulus menegor Petrus: apakah hanya sampai ayat 14, ataukah penjelasan atau argumentasinya dilanjutkan sebagaimana ditulis di ayat-ayat yang mengikutinya. Itu tidak penting. Yang penting adalah di bagian ini Paulus menjelaskan posisi seorang Yahudi terhadap hukum Taurat setelah ia percaya. Setelah percaya, orang tidak lagi ada di dalam kuasa dosa, tidak lagi diikat oleh Taurat, tetapi ia hidup untuk Allah–Allah yang membenci dosa dan yang memberikan prinsip kebenaran melalui Taurat.

Ayat 15-16. Paulus dan Petrus dan orang-orang lain dilahirkan sebagai bangsa Yahudi, ini posisi istimewa sebagai umat pilihan Allah; tetapi mereka tahu bahwa mereka tidak benarkan karena melakukan hukum Taurat, melainkan karena percaya kepada Yesus Kristus, sebab tidak ada satu orangpun yang dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat. Abraham dibenarkan karena percaya: “Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” (Kej. 2:21)–Abraham bukan orang benar–dalam tindakan–tetapi dihitung sebagai orang benar oleh TUHAN karena percaya.

Ayat 17-18. Setelah orang percaya kepada Kristus tidak berarti kemudian ia bisa hidup di dalam dosa dan melanggar Hukum Taurat. Kalau ada yang hidup seperti ini, maka ia manjadikan Kristus dan karya keselamatan-Nya sebagai dasar untuk berbuat dosa. Tuhan Yesus mati untuk menebus hukuman dosa, untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa, bukan untuk memberikan lisensi bagi orang untuk bebas berbuat dosa.

Ayat 19-21. Tujuan penyelamatan di dalam Kristus adalah: supaya orang mati dan tidak lagi hidup di dalam dosa atau keinginannya sendiri, tetapi supaya orang hidup untuk Allah. Ketika seorang percaya, ia mati disalibkan bersama dengan Kristus. Ia mati terhadap dosa (dosa tidak lagi berkuasa atasnya), ia mati terhadap hukum Taurat (hukum Taurat tidak berlaku lagi atasnya). Dan itu berarti bahwa hidup yang dijalaninya sekarang adalah: hidup oleh karena iman kepada Kristus untuk Allah.

Ingat, Allah yang memberi anugerah keselamatan di dalam Kristus adalah Alah yang Mahakudus, Allah yag membenci dosa–begitu bencinya Allah kepada dosa maka ia menyiapkan murkan dan hukuman kekal untuk orang berdosa; tetapi begitu besarnya kasih-Nya kepada manusia yang diperbudak dosa, maka Ia menyerahkan Anak-Nya untuk mati sebagai tebusan untuk membebaskan orang dari dosa dan hukuman dosa yang telah disediakannya.

Penerapan:
Bersyukur untuk anugerah keselamatan dan pengampunan dan kebebasan yang yang sudah berikan kepada saya. Tuhan telah melakukan pekerjaan penyelamatan yang sangat besar–mahal sekali harganya–untuk melepaskan saya dari jerat dosa; bagaimana mungkin saya masih ingin untuk kembali bersama orang dan aktivitas yang menjadi sumber dosa itu?

Views: 334

This entry was posted in Galatia, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.