Maleakhi 2:10-17
Tipuan yang paling mankutkan adalah: ketika orang merasa benar dan merasa diperkenan Tuhan, sementara dia hidup di dalam dosa. Tipuan yang mengatakan bahwa orang bisa punya kehidupan ganda–di satu sisi hidup di dalam dosa, di sisi lain tetap melakukan ibadah dan aktivitas rohani; dan merasa bahwa Tuhan baik-baik saja dengan hidup munafik seperti itu. Padahal, sebenarnya Tuhan murka kepada kemunafikan.
Tegoran kepada umat TUHAN karena mereka telah berkhianat satu sama lain dan dengan demikian telah menajiskan perjanjian mereka dengan TUHAN. Dengan cara apa? Dengan menjadi suami anak perempuan allah asing (ayat 10-11). TUHAN akan melenyapkan/ menghukum orang yang berkhianat ini, sekalipun ia adalah seorang yang beribadah dan tekun membawa persembahan kepada TUHAN. Ibadah dan persembahan tidak bisa mengganti kekudusan hidup (ayat 12).
Dosa kedua yang dilakukan umat TUHAN adalah: mereka sudah tidak setia kepada istri masa muda mereka, padahal istri adalah terman sekutu dan istri seperjanjian di hadapan TUHAN (ayat 14). Pernikahan lebih daripada kontrak sosial apalagi sekedar ikatan emosional dan fisik. Di dalam TUHAN pernikahan adalah perjanjian untuk menghasilkan keturunan rohani (ayat 15). Perselingkuhan dan perceraian adalah pengingkaran kepada perjanjian TUHAN. TUHAN membencinya (ayat 16).
Dosa ketidaksetiaan kepada pernikahan ini yang “menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan” (ayat 13). Sebab TUHAN tidak mau memandang kepada persembahan, dan TUHAn tidak berkenan menerima korban persembahan dari tangan mereka. Persemabahan atau beramal kebaikan untuk orang lain tidak bisa digunakan untuk mencuci dosa atau kesalahan! TUHAN tidak bisa disuap dengan persembahan dan perbuatan baik. Dosa adalah dosa di hadapan TUHAN, dosa mencemari persembahan dan perbuatan baik–sehingga menjadi kejijikan di hadapan TUHAN.
Ditambah lagi, umat TUHAN telah menyusahi (membebani, membuat capek) TUHAN dengan perkataan atau keyakinan mereka. Sebab mereka menyangka dan yakin bahwa: “Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan–atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?” (ayat 17). Orang melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, tetapi ia merasa diperkenan oleh TUHAN, diberkati oleh TUHAN–sebab ia tidak mengalami hukuman TUHAN, sehingga mestinya TUHAN berkenan kepada perbuatan mereka!
Penerapan:
Memohon ampun kepada Tuhan karena pernah punya pemikiran/keyakinan bahwa Tuhan berkenan kepada hidup saya sekalipun saya melakukan apa yang jahat; dan menyangka bahwa Tuhan berkenan kepada persembahan saya sekalipun saya sedang hidup di dalam dosa.
Views: 42