Maleakhi 1:1-5
TUHAN Mahabesar sampai di luar daerah Israel–adalah ungkapan yang layak diserukan tentang Dia. Sebab sesungguhnyalah TUHAN menguasai segala sesuatu–kekuasaannya tidak terbatas atas umat-Nya, tetapi atas segala bangsa. Sekalipun bangsa-bangsa tidak mengenal, tidak mengakui dan tidak menyembah TUHAN, tetapi TUHAN tetap berkuasa atas mereka. Berbeda dengan raja aau pemimpin yang kekuasaannya dibatasi wilayah–sehingga tidak berlaku bagi wilayah lain–kekuasaan TUHAN berlaku atas segala bangsa.
TUHAN berbicara kepada umat-Nya melalui ucapan ilahi (oracle) yang juga dimaknai sebagai “burden” (beban)–mengindikasikan suasana batin yang serius, berat, berbobot. Tetapi juga bermakna sesuatu yang dibebankan, seperti beban yang diletakkan di punggung binatang beban (isalnya keledai atau unta) Seakan-akan TUHAN menunmpahkan beban (uneg-uneg) yang memberati pikiran/hati-Nya keluar, kepada umat-Nya. Salah satu fungsi seorang nabi adalah: menjadi saluran “beban pikiran” TUHAN, dan demikian itu menjadi beban pikirannya juga. Apalagi ketika isi pikiran TUHAN itu bersifat negatif (tegoran, hukuman, atau murka).
Ucapan ilahi TUHAN melalui Maleakhi menyatakan dua hal: Pertama, TUHAN mengingatkan umat-Nya bahwa Ia mengasihi mereka–bukti dari kasih TUHAN itu adalah: Ia telah memilih Yakub daripada Esau, sekalipun Esau adalah saudara (kakak) Yakub (ayat 2)–di mana lazimnya anak yang lebih tua (anak pertama) akan mendapat bagian lebih besar. Karena kasih-Nya kepada Yakub, TUHAN mengatasi kelaziman dengan memilih Yakub sebagai penerima berkat-Nya ketimbang Esau. Ini perlu dinyatakan sebab ada kesan umat TUHAN mulai melupakan fakta ini–dilihat dari respons mereka: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?“–ayat 2.
Umat TUHAN melupakan bahwa segala sesuatu yang mereka terima, yang mereka alami, yang mereka hidupi, itu berawal dari kasih dan anugerah TUHAN, yang memilih Yakub. Hidup umat TUHAN diawali dan didasari oleh anugerah dan pemilihan TUHAN–bukan karena prestasi, bukan karena kinerja, bukan karena keistimewaan mereka, melainkan semata-mata karena TUHAN, di dalam kedaulatan-Nya, memutuskan untuk memilih Yakub sebagai penerima perjanjian TUHAN, dan Yakub adalah nenek moyang mereka.
Kedua, konsekuensi dari pemilihan TUHAN atas Yakub dan keturunannya adalah: TUHAN memberkati mereka, sementara TUHAN tidak memberkati Esau dan keturunannnya. TUHAN membuat wilayah pegunungannya dan tanah warisannya menjadi sunyi sepi (waste, devastation, desolate–gersang, tidak ada kehidupan)–ayat 3. Sekalipun keturunana Esau berusaha untuk membangun, TUHAN akan mengancurkan apa yang mereka bangun. Dan keturunan Esau akan disebut sebagai: “daerah kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya” (ayat 4).
Umat TUHAN akan melihat pekerjaan TUHAN itu, yang mengistimewakan umat-Nya dan yang menghancurkan bangsa lain, dan mereka akan berkata: “TUHAN maha besar sampai di luar Israel” (ayat 5). Salah satu cara untuk melihat betapa besarnya TUHAN adalah dengan mengingat betapa besar kasih dan anugerah TUHAN yang sudah memilih umat-Nya daripada bangsa-bangsa lain. Mengingat kasih TUHAN dan mengingat bagaimana TUHAN telah memperlakukan (memanjakan) umat-Nya dengan istimewa ketimbang bangsa-bangsa lain.
Kalau orang melupakan kasih dan anugerah TUHAN yang telah memilihnya, maka ia juga akan lupa atau menyeleweng dari tujuan hidup yang TUHAN tetapkan–sebab pemilihan TUHAN itu punya tujuan. Ia juga bisa hidup dalam ketidakpuasan, sungut-sungut, iri dan kemarahan ketika TUHAN mengijinkan ada sesuatu yang “buruk” menimpa hidupnya. Atau dia bisa merasa sombong, merasa tinggi hat, merasa layak untuk menerima kebaikan–padahal semua yang ada padanya itu adalah anugerah dari TUHAN.
Penerapan:
Disiplin untuk memuji Tuhan, mengingat anugerah-Nya–melawan kecenderungan untuk merasa layak, pantas, atau kualified menerima berkat Tuhan.
Views: 11