Zakharia 13:7-9
TUHAN akan membangkitkan Gembala-Nya bagi kawanan domba-Nya, yaitu umat TUHAN. Gembala ini adalah Pribadi yang paling karib kepada TUHAN (ayat 7). Ini adalah Gembala yang benar. Ia akan dipakai TUHAN untuk mengadaan penyelamatan atas umat-Nya. Tetapi, Gembala itu–dalam rencana TUHAN–akan dibunuh sehingga domba-domba (murid-murid atau pengikut-Nya) akan tercerai-berai (ayat 7). Ini nubuatan tentang Mesias yang digenapi ketika Tuhan Yesus dibunuh, dan para murid lari bersembunyi seperti domba kehilangan gembala.
Kemudian, TUHAN menyatakan bahwa Ia akan mengijinkan terjadi kehancuran atas sebagian besar umat-Nya. Dari seluruh bangsa umat TUHAN dua pertiga akan dilenyapkan, mati binasa. Tetapi sepertiga dari padanya akan tinggal hidup. Dan yang sepertiga itu akan diuji seperti perak/emas dibakar di dalam api–penderitaan, kesesakan–untuk memurnikan hati mereka, sehingga sisa umat TUHAN ini benar-benar bertobat dan menyembah TUHAN (ayat 8-9). Nubuatan ini tentang apa yang akan teradi atas umat TUHAN (bangsa Yahudi).
Yang sudah terjadi/digenapi dari nubuat itu: penghancuran Yerusalem oleh pasukan Romawi di tahun 70, sehingga bangsa Yahudi kemudian tercerai-berai ke seluruh penjuru dunia, menjadi orang buangan atau menjadi diaspora. Tetapi kemudian, mereka bisa kembali ke Kanaan dan mendirikan negara Yahudi, yaitu Israel, pada tahun 1948. Bangsa Yahudi kembali eksis sebagai bangsa/negara dan makin kuat sampai sekarang–76 tahun. Yang akan terjadi di akhir zaman, pada masa Tribulasi, TUHAN mengijinkan bangsa Yahudi dibinasakan, tetapi ada sisanya yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Mesias, dan diselamatkan.
Ketika nubuatan ini datang kepada Zakharia, apakah ia memahami artinya? Kalau sekarang, setelah peristiwa kematian Kristus itu terjadi, kita bisa makna nubuatan itu. Tetapi 400 tahun sebelumnya, apa yang dipahami oleh Zakharia dan umat TUHAN di zamannya? Kemungkinan hanya outline atau inti pesan TUHAN: Seorang Nabi/Pemimpin yang sangat dekat dengan TUHAN akan dibunuh dan umat TUHAN akan mengalami kesesakan. Tetapi tidak sampai detil siapa, di mana, kapan, dan bagaimana peristiwanya. Hanya pesan utama.
Tapi, kadang TUHAN berbicara dengan sangat detil dan jelas–untuk hal-hal yang frame waktunya lebih dekat dan lebih praktis: pengetahuan diberikan kepada Petrus tentang dosa Ananias dan Safira; petunjuk untuk Ananias dalam menemui Saulus. Kadang juga TUHAN hanya memberikan gambaran, tetapi tidak membukakan maknanya sama sekali. TUHAN berdaulat untuk berbicara dengan cara-Nya dan sedetil apa Ia mengugkapkan maksudnya–manusia tidak bisa memaksa atau mengharuskan; tetapi harus merendahkan diri untuk memohon pengertian, dan menundukkan diri kepada pernyataan TUHAN.
Satu hal yang pasti: TUHAN tidak pernah salah dan tidak perah ingkar janji. Semua yang dikatakan-Nya, baik yang jelas/detil maupun yang samar maknanya, semua akan terjadi tidak ada satupun perkataan TUHAN yang gugur. Berkat atau kutuk, kebangunan atau kehancuran, kemurahan atau hukuman, anugerah atau murka–semuanya akan terjadi seperti yang dinyatakan-Nya. Bagian umat TUHAN adalah: mendengarkan, memohon pengertian (kalau TUHAN berkenan), dan memegang atau menerima pernyataan TUHAN itu sebagai kebenaran dan janji yang kuat.
Penerapan:
(1) Memuji Tuhan sebab nubuat-Nya sudah digenapi dengan kematian Tuhan Yesus di Golgota–fakta ini dicatat dalam sejarah dan telah terjadi. Dengan demikian, janji pengampunan dosa dan keselamatan dari Tuhan melalui Yesus Kristus itu riil dan benar dan pasti.
(2) Memuji Tuhan, sebab Ia akan menggenapkan semua janji dan ucapan-Nya. Tidak peduli saya paham atau tidak bagaimana detilnya, tapi semua pernyataan Tuhan pasti akan terjadi.
(3) Tidak memfokuskan diri pada upaya menafsirkan apa yang dinyatakan Tuhan, tetapi sikap utama saya adalah: menerima, mempercayai dan memegang janji Tuhan. Sambil memohon perkenan Tuhan untuk memimpin agar saya bertindak/bersikap benar di jalur rencana-Nya.
Views: 22