Zakharia 8:1-17
TUHAN berbicara kepada Zakharia–tidak melalui penglihatan–melainkan melalui firman atau perkataan. Terpujilah TUHAN yang berkenan untuk berbicara kepada umat-Nya, TUHAN yang menyatakan kehendak-Nya melaui berbagai cara–termasuk cara yang ajaib. Terpujilah TUHAN yang tidak diam atau membiarkan, melainkan yang terus-menerus berusaha untuk berkomunikasi dan menyatakan isi hati-Nya kepada umat-Nya. Sehinga umat-Nya tidak perlu tersesat atau menebak-nebak, melainkan bisa mengetahui apa yang dikehendaki-Nya.
Pertama, TUHAN menyatakan betapa besar passion-Nya kepada umat-Nya. Hati Tuhan itu tidak dingin atau datar, melainkan hatinya berkobar-kobar atau menyala-nyala dengan “kecemburuan” dan penuh dengan antusiasme kepada umat-Nya. terhadap umat-Nya, TUHAN tidak bersikap “cool” atau tanpa emosi, melainkan sangat care, sangat involved, sangat bersemangat, sangat passionate: “I am consumed with passion for Jerusalem” (ayat 2-NLT).
Kedua, TUHAN berjanji akan kembali dan bersemayam di antara umat-Nya. Sehingga hadirat TUHAN itu akan menyebabkan umat-Nya kembali menjadi umat yang benar dan umat yang kudus (ayat 3). Hadirat TUHAN itu selalu terkait dengan kebenaran dan kekudusan–antitesis dari kefasikan dan dosa. “Mempertahankan” hadirat TUHAN adalah dengan hidup dalam kebenaran dan kekudusan–kefasikan dan dosa akan membuat TUHAN meninggalkan umat-Nya.
Ketiga, TUHAN dan kehadiran-Nya akan membuat umat-Nya hidup dalam kesejahteraan dan kedamaian. Dilambangkan dengan usia yang panjang, sampai banyak orang lanjut usia, laki-laki dan perempuan, duduk di tepi jalan, dan anak-anak kecil, laki-laki dan perempuan, memenuhi jalan untuk bermain. Ini potret kehidupan yang aman, tenteram, dan damai–tidak ada ancaman bahaya, yang ada kedamaian dan sukacita–ayat 4-5.
Keempat, mungkin kondisi pemulihan tadi nampak mustahil bagi manusia–mengingat sudah begitu parah kehancuran yang dialami umat TUHAN; namun bagi TUHAN tidak ada yang mustahil: “If it is too difficult in the sight of the remnant of this people in those days, will it also be too difficult in My sight?” (ayat 6). Tidak ada kondisi buruk–seburuk apapun, semustahil apapun bagi manusia–yang tidak bisa diubah oleh Tuhan! Ketika ada orang mengatakan pernyataan pesimis dan keputusasaan–ingatlah bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil!
Kelima, janji TUHAN untuk menyelamatan umat-Nya dari pembuangan di segala tempat, mengembalikan mereka untuk tinggal di Yerusalem menjadi umat-Nya dalam kebenaran dan keadilan (ayat 7-8). Tidak lagi hidup dalam kejahatan dan penghukuman, tetapi hidup sebagai umat yang benar dan adil; perubahan cara hidup yang bertolak belakang dari sebelumnya, yang telah mendatangkan murka TUHAN.
Keenam, TUHAN menyatakan sikap apa yang harus dimiliki oleh umat-Nya: (1) jangan takut, tetapi kuatkan tangan untuk menyelesaikan pekerjaan (membangun Bait Allah)–ayat 9, 13, 15; sebab TUHAN akan memberikan jaminan kesejahteraan (pemenuhan kebutuhan) dan berkat, jaminan keamanan dari musuh, dan jaminan damai sejahtera; umat yang semula menjadi kutuk akan diubah TUHAN menjadi berkat; (2) hidup bersama di dalam kebenaran: tidak saling berbohong; mengadili perkara dengan benar dan damai; tidak merancangkan kejahatan kepada orang lain; dan tidak mencintai sumpah palsu–sebab itu dibenci oleh TUHAN–ayat 16-17
Penerapan:
(1) Beryukur untuk pernyataan diri Tuhan bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya, Ia bisa memulihkan apa yang menurut manusia tidak bisa dipulihkan lagi. memegang fakta ini untuk terus berdoa dan berharap kepada Tuhan, ketika muncul pesimisme atau keputusasaan atas situasi yang ada.
(2) Meneruskan komitmen untuk hidup benar dan menjaga kekudusan, sebab itulah yang diinginkan Tuhan–untuk memiliki hidup seperti itulah saya diampuni dan dipulihkan.
(3) Bersyukur untuk kemurahan Tuhan yang mengijinkan dan memberi kesempatan kepada saya untuk megalami secara riil bagaimana Tuhan itu selalu berkomunikasi dan mau menyatakan kehendak-Nya kepada umat-Nya melalui berbagai macam cara.
(4) Meminta hati yang bersemangat dan passionate kepada Tuhan dan kepada orang lain–terutama kepada keluarga saya; kemudian kepada orang lain yang berrelasi dengan saya.
Views: 26