Ezra 10:7-44
Ada waktunya pengakuan dosa dilakukan dihadapan orang lain atau dihadapan jemaat, ketika dosa itu serius dan dosa itu dilakukan oleh orang yang tergolong sebagai pemimpin. Tidak hanya pengakuan dosa secara verbal atau tertulis, tetapi juga menjalankan suatu tindakan/perbuatan sebagai bukti penyesalan dan pertobatan dosa. Konsekuensi dosa pasti menimbulkan kesedihan, tetapi lebih penting untuk dipulihkan sebagai umat yang kudus. Tuhan bertanggung jawab atas apa yang diperintahkan-Nya.
Disiarkanlah pengumuman kepada semua orang untuk berhimpun di Yerusalem, mereka diberi waktu 3 hari untuk datang. Siapa yang tidak mau datang, akan dihukum hartanya disita dan ia akan dikucilkan (ayat 7-9). Pengumunan yang tegas ini sesuai dengan otoritas yang diterima Ezra dari Raja Persia–ia berhak menjatuhkan hukuman apapun kepada orang yang tidak mau mentaati Hukum Tuhan (Ezr. 7:25-26). Semua laki-laki dewasa suku Yehuda dan Benyamin datang berkumpul, duduk di halaman Rumah Tuhan dalam kondisi hujan lebat–mereka menggigil karena gentar dan karena hujan itu (ayat 9).
Ezra bangkit lalu berkata kepada semua umat Tuhan: (1) ia menegor mereka karena telah melakukan perbuatan tidak setia, sehingga menambah kesalahan orang Israel; (2) ia memanggil mereka untuk menagku dosa di hadapan TUHAN dan untuk berbalik/bertobat dengan memisahkan diri dari penduduk negeri dan perempuan asing–ayat 10-11. Seluruh jemaat menjawab dengan suara nyaring meminta agar dibuat cara pertobatan secara bertahap, karena banyaknya orang yang terlibat dalam doa itu sehingga akan perlu waktu untuk menyelesaikannya (ayat 14).
Sekalipun ada beberap orang yang tidak setuju dengan permohonan itu, namun mayoritas menyepakatinya. Maka Ezra memilih beberapa pemimpin kepala kaum keluarga untuk bersidang menyelidiki perkara itu. Mereka menyelesaikan penyelidikan dan pendataan itu dalam waktu 10 hari (ayat 15-16). Mereka mengidentifikasi dan mengkonfirmasi siapa saja yang telah memperistiri perempuan asing, kemudian melakukan ritual pertobatan: berjanji untuk mengusir istri mereka dan mempersembahkan korban penebus salah (ayat 18-19). Daftar orang-orang yang melakukan pelanggaran itu meliputi: 17 orang imam (ayat 18-22), 10 orang Lewi, termasuk 1 penyanyi dan 3 penjaga gerbang Bait Allah (ayat 23-24), sisanya 84 orang dari orang awam.
Setelah mengaku dosa dan mempersembahkan korban penebus dosa, orang-orang ini melakukan tindakan pertobatan, yaitu menyuruh pergi istri-istri mereka, termasuk juga anak-anak yang dihasilkan dari perkawinan itu (ayat 44). Ini tentu saja sesuatu yang sangat menyedihkan dan menimbulkan tekanan batin: bagaimana dengan nasib para istri itu? bagaimana masa depan anak-anaknya? Tetapi, itu adalah harga yang harus dibayar demi proses pemulihan dan pengudusan sebagai umat pilihan Tuhan.
Tuhan mengendalikan semuanya, Tuhan berdaulat atas segala sesuatu, Tuhan yang bertanggung jawab atas hidup istri dan anak yang diusir itu! Bukankah Ia juag memeihara Hagar dan Ismael yang diusir oleh Abraham? Tetapi, mereka sudah bukan lagi menjadi urusan atau tanggung jawab bekas suami mereka–mereka sekarang menjadi urusannya Tuhan.
Penerapan:
(1) Bersyukur kepada Tuhan karena diberi anugerah bisa mengaku dosa dan menjalani pertobatan dari dosa saya. Menunjukkan betapa besar kasih Tuhan kepada saya, sehingga masih mengampuni saya yang sudah berdosa sangat jahat kepada-Nya.
(2) Menjalani langkah pertobatan dengan rendah hati dan penundukan diri kepada Tuhan; menyerahkan urusan-urusan yang harus saya lepaskan sebagai konsekuensi dosa saya kepada Tuhan; percaya bahwa Tuhan bertanggung jawab atas semuanya.
Views: 7