Ezra 8:1-20
Pekerjaan Tuhan memerlukan banyak peran dan fungsi. Tuhan memanggil tiap-tiap orang untuk mengerjakan misi-Nya pada posisi dan peran tertentu. Tidak semua orang mengerjakan peran atau fungsi yang sama, karena ada berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi di dalam pekerjaan Tuhan. Tuhan menghendaki agar setiap fungsi dan peran itu diisi orang orang-orang percaya, dan ia memberikan kemampuan dan kapasitas yang berbeda bagi masing-masing orang untuk mengerjakan bagiannya dalam pekerjaan Tuhan.
Rombongan orang yang dihimpun oleh Ezra untuk pulang ke Yerusalem pada zaman raja Artahsasta, sejumlah sekitar 1.514 orang (ayat 1-14). Kalau dibandingkan dengan daftar nama keluarga yang pulang lebih dahulu bersama Zerubabel (Ezr. 2), ada banyak nama keluarga yang sama. Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bersama Ezra pulang banyak yang mengikuti keluarga mereka yang sudah lebih dulu berangkat untuk membangun Bait Allah (sekitar 60 tahun sebelumnya).
Ketika rombongan ini berkemah 3 hari sebelum berangkat, Ezra menemukan bahwa rombongan itu berisi orang Israel awam dan para imam (keturunan Harun), tetapi tidak ada orang-orang dari bani Lewi (ayat 15). Maka Ezra mengirim pesan kepada kepala komunitas budak Bait Allah, agar mendatangkan orang-orang Lewi untuk menyelenggarakan kebaktian di Rumah Allah (ayat 16-17). Misi Ezra adalah: menyelenggarakan ibadah dan mengajarkan hukum TUHAN kepada umat TUHAN, untuk itu diperlukan 2 unsur: para imam sebagai penyelenggara ibadah dan pengajar, dan para pekerja yang mendukung aktivitas ibadah dan pengajaran di Bait Allah.
Para imam dan pengajar Taurat harus memenuhi kualifikasi tertentu. Sepandai apapun seseorang tentang hukum Tuhan, kalau ia tidak diberi otoritas untuk memimpin ibadah dan mengajarkan firman, maka ia tidak bisa melakukannya. Ada peran lain yang dimiliki oleh orang percaya sebagai imamat rajani: melakukan aktivitas pendukung sehingga ibadah dan pengajaran firman Tuhan bisa berjalan dengan lancar. Ini peran yang mulia dan dibutuhkan dalam Rumah Tuhan!
Karena kemurahan TUHAN, komunitas Lewi mengirimkan orang-orang yang “berakal budi” (ayat 18). Kata yang digunakan adalah “sekel” yang mengacu bukan sekedar pandai atau menguasai pengetahuan teoritis tertentu, tetapi akal budi dalam arti yang lebih praktis/implementatif–“man of insight” (NASB) atau “capable man” (NIV). Pengertian atau hikmat atau kebijaksanaan yang seperti ini merupakan anugerah atau karunia dari Tuhan (1 Taw. 22:12). Orang-orang Lewi yang punya karunia hikmat/kebijaksanaan ini berjumlah 38 orang; masih ditambah 220 orang para budak atau pelayan Bait Allah (ayat 19-20).
Tuhan tidak hanya memanggil para imam, tetapi Ia juga mengaruniakan hikmat dan kemampuan kepada orang-orang yang melayani di Rumah Tuhan–sekalipun mereka tidak melakukan fungsi melayani ibadah dan mengajar firman Tuhan. Orang-orang di posisi dan fungsi ini berharga di hadapan Tuhan dan berharga bagi Rumah Tuhan. Mereka diberi kemampuan oleh Tuhan untuk mendukung/melaksanakan pekerjaan para imam di Rumah Tuhan.
Penerapan:
(1) Bersyukur untuk peneguhan dari Tuhan bahwa sekalipun saya tidak lagi kualified untuk melakukan pelayanan mempimpin ibadah dan mengajarkan firman Tuhan, tetapi saya masih diijinkan untuk terlibat sebagai pendukung pekerjaan Tuhan di Rumah-Nya.
(2) Beryukur bahwa Tuhan menilai saya berharga, dengan memberikan hikmat dan kebijaksanaan yang berguna bagi kelancaran aktivitas pekerjaan Tuhan. Tuhan tetap berkenan memakai saya dalam kapasitas yang berbeda.
Views: 19