Ester 6:4-9
Seorang yang sudah mabuk oleh kesombongan dan egonya, akan menjadikan dirinya sendiri sebagai pusat. Semua harus ditujukan untuknya, semua harus memuaskan keinginannya. Ia tidak lagi memikirkan orang lain atau lungkingannya, yang ada di benaknya hanya satu: dirinya sendiri. Padahal, salah satu dosa yang paling dibenci oleh TUHAN adalah kesombongan. Maka, kesombongan akan menjadi awal kehancuran hidup seseorang.
Kembali, spontanitas raja–yang di bawah otoritas TUHAN–bekerja. Mendengar bahwa Mordekhai tidak dianugerahi penghargaan apapun atas jasanya, raja memanggil pejabat tinggi yang sudah menghadap ke istana. Haman yang sudah menghadap–sengaja datang pagi-pagi ke pelataran istana untuk meminta agar raja menggantung Mordekhai di tiang yang sudah disiapkannya semalam (ayat 4-5).
Raja bertanya kepada Haman–di dalam kedaulatan TUHAN, raja tidak menyebut nama Mordekhai: “Apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya?” (ayat 6). Haman–nampak ia sudah mabuk kekuasaan dan kemuliaan–menyimpulkan bahwa: dirinyalah yang dimaksud oleh raja. Isi hatinya mencerminkan kesombongannya: “Kepada siapa lagi raja berkenan menganugerahkan kehormatan lebih dari kepadaku?” (ayat 6).
Oh, betapa sombongnya orang ini, merasa sebagai satu-satunya orang yang layak menerima kemuliaan dan penghargaan! Ia–karena seorang kafir–tidak tahu bahwa ada tujuh hal yang sangat dibenci TUHAN: kesombongan, lidah dusta, penumpah darah orang tak bersalah, pembuat rencana jahat, penggemar kejahatan, saksi dusta yang memfitnah, dan pemecah belah (Ams. 6:16-19). Haman melakukan ke-7 hal yang dibenci TUHAN itu! Maka bisa dimengerti kalau perlakukan TUHAN begitu ekstrem dalam menjatuhkannya.
Dalam kesombongan dan mabuk kuasanya, Haman dengan detil menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan kepada orang yang dihormati raja. Ia meminta berbagai perlakukan penghormatan yang sangat berlebihan, karena dia berpikir itu yang akan diberikan kepadanya (ayat 7-9)–ia tidak memikirkan kemuliaan raja, ia sedang memuaskan ego dan kesombongannya sendiri! Kontras dengan Ester, yang hanya meminta apa yang disarankan orang lain kepadanya, dan bukan apa yang diinginkannya sendiri (Est. 2:15).
Prinsip ini adalah benar, telah dan akan terus berlaku sampai selamanya, sebab ini adalah prinsip Tuhan Semesta Alam: “Allah menentang orang yang congak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikannya pada waktunya” (1 Pet. 5:5b-6). Kecongkakan membawa kehancuran, kerendahan hati membuahkan kemuliaan dari Tuhan.
Penerapan:
(1) Menyerahkan kepada Tuhan orang-orang yang saat ini bersikap congkak dan menyalahgunakan kekuasaannya–biarlah Tuhan yang berperkara dengan mereka.
(2) Meminta kerendahan hati, khususnya: agar tidak merasa sebagai orang yang paling hebat sehingga berhak menerima penghormatan dari orang lain. Tidak menuntut perlakukan istimewa karena merasa hebat/layak.
Views: 14