Kehancuran Seorang Perkasa

Hakim-hakim 16:4-20

Quos Deus vult perdere, prius dementat (Those whom God wishes to destroy, he first deprives of reason). Kehancuran seseorang dimulai ketika Tuhan membiarkan dia menjadi lupa diri, entah oleh kesombongan, nafsu, atau apapun juga. Membuatnya menjadi merasa tak terkalahkan, membuatnya merasa tak tersentuh. Membuatnya begitu sombong dan percaya diri, sehingga ketika waktu kehancuran itu tiba, ia bahkan tidak menyadarinya!

Ini adalah perempuan ke tiga, yang tercatat berhubungan dengan Simson. Yang pertama, perempuan Filistin dari Timna; Simson suka kepadanya–atau perempuan itu menyengakan hati Simson, sehingga Simson melamar menjadi istrinya (Hak. 14:7). Tetapi, Simson tidak pernah memiliki perempuan itu, sebab di akhir pesta nikahnya, perempuan itu diberikan kepada orang lain karena Simson pergi; dan akhirnya perempuan itu dibunuh oleh orang Filistin sebagai akibat perbuatan Simson (Hak. 15:2, 6).

Perempuan kedua adalah seorang pelacur di Gaza (Hak 16:1)–tidak dicatat apakah simson memiliki perasaan tertentu kepadanya; maka kemungkinan besar ini hanya transaksi untuk memuaskan hasrat seksual Simson saja. Ujung dari peristiwa ini hanyalah pameran kekuatan yang dilakukan Simson kepada orang Filistin. orang Filistin sangat dipermalukan oleh Simson–dan mereka menjadi sangat penasaran untuk tahu apa rahasia kekuatan Simson.

Ketiga, perempuan Filistin di lembah Sorek yang bernama Delila. Dicatat bahwa Simson jatuh cinta kepadanya (ayat 4). Dan kali ini hati Simson benar-benar terpikat kepada perempuan ini. Karena sekalipun sudah dicoba untuk ditipu dan dikhianati berkali-kali, Simson tetap saja melekat kepadanya. Agaknya keterikatan Simson kepada Delila sampai terendus oleh para pemimpin Filistin–atau bisa juga Delila yang menyebarkan berita bahwa Simson–musuh Filistin itu–menyukainya. Maka para raja Filistin meminta Delila mencari rahasia kekuatan Simson dengan imbalan uang (ayat 5).

Delila tidak mencintai Simson. Delila m,encintai uang, dan mau untuk mengorbankan Simson demi memperoleh hadiah uang dari orang Filistin. Dengan memanfaatkan kecintaan Simson kepadanya, Delila berkali-kali meminta Simson mengatakan rahasia kekuatannya “untuk ditundukkan” (ayat 6). Sudah jelas Delila bertanya apa rahasia untuk mengalahkan Simson; tapi Simson–dibutakan oleh cinta–tidak menyadari kejahatan perempuan itu, yang bermaksud mendatangkan celaka kepadanya (ayat 7-15).

Simson justru bermain-main dan meng-entertain keinginan Delila. Tidak merasa terancam, dan merasa aman. Ia mempercayai perempuan itu; berpikir bahwa perempuan itu tidak akan pernah punya niat buruk untuk mencelakainya. Kesombongan, rasa percaya diri yang tidak benar, kebiasaan berkompromi dengan dosa, cara hidup yang sembrono dan suka menyerempet bahaya, ditambah dengan rasa cinta dan kepintaran perempuan itu untuk merayu dan memanipulasi hatinya–berujung kepada Simson memberitahu tentang simbol kenaziran-nya dan memutuskan perjanjian dengan TUHAN (ayat 16-19).

Begitu dalamnya kejatuhan Simson, begitu parahnya dosa yang membuat hatinya jadi bebal, sehingga sampai detik terakhir, Simson masih juga tidak menyadari bahwa ia sudah masuk jurang malapetaka. Menyedihkan sekali catatan tentangnya: “Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: ‘Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas.’ Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia.” (ayat 20). Begitu tumpul hatinya karena dosa dan pola hidupnya selama ini, sehingga masih berpikir akan bisa lepas, masih berpikir bahwa TUHAN masih menyertainya.

Penerapan:
Waspada dan jagailah hatimu dengan penuh kewaspadaan. Jangan biarkan dosa atau kebiasaan yang akan membuat hatimu membatu dan kehilangan kepekaan kepada Tuhan. Disiplin untuk menguji hati dan membereskan dosa apapun di hadapan Tuhan, supaya nuranimu terus murni.

Views: 5

This entry was posted in Hakim-hakim, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *