Tuhan Bekerja dengan Unik atas Masing-masing Orang

Yohanes 20:19-29 – Ibadah Minggu GKJ Nusukan

Cara Tuhan untuk menolong umat-Nya untuk percaya dam bertumbuh dalam iman itu tidak sama. Ia menemui dan menyatakan Diri-Nya kepada masing-masing orang secara unik sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan orang itu. Yohanes sendiri menjadi percaya “hanya” dengan masuk dan melihat bahwa kubur Yesus telah kosong (Yoh. 20:8). Kepada 2 murid yang berjalan ke Emaus, Tuhan menemui mereka dengan “menyamar” dan berdiskusi tentang Kitab Suci sehingga membuat hati murid-murid itu menyala-nyala (Luk. 24:13-32). Kepada yang lain, Ia memakai pendekatan yang berbeda.

Tomas, salah satu dari 11 murid tidak berada bersama yang lain ketika Tuhan Yesus menampakkan diri kepada mereka (ayat 19-24). Dan Tomas tidak mau percaya kepada kesaksian 10 murid yang lain. Bagaimana bisa ia tidak percaya? Bukankah ia sudah mengenal 10 murid lainnya itu cukup lama? Dan yang mereka ceritakan itu bukan opini melainkan laporan fakta yang mereka alami. Orang Yahudi menuntut kesaksian minimal 2 orang; dan ini ada 10 orang yang bersaksi hal yang sama. Tapi Tomas tetap tidak mau percaya.

Tomas harus melihat dan menjamah langsung tubuh Tuhan Yesus untuk percaya bahwa Tuhan Yesus benar-benar telah bangkit, dan bukan hanya penampakan atau halusinasi atau imajinasi atau spekulasi. Tidak hanya melihat dan menjamah tubuh Tuhan Yesus, tetapi menjamah bekas luka salib–untuk memastikan bahwa itu memang tubuh Tuhan Yesus yang sudah mati disalib (ayat 25). Permintaannya cukup ekstrem: ia mau mencucukkan jarinya di lubang bekas paku, dan mencucukkan tangannya di lubang bekas tusuk tombak di lambung Tuhan.

Tuhan tidak marah kepada Tomas, Tuhan tidak menghardik Tomas dan memaksanya untuk percaya. Tuhan tahu Tomas memerlukan cara yang berbeda untuk bisa menerima kebenaran Tuhan. Maka, Tuhan Yesus memenuhi keinginan Tomas. Delapan hari kemudian, Tuhan Yesus menampakkan Diri-Nya di hadapatan Tomas dan murid-murid yang lain.  Betapa lembut perlakuan Tuhan kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” (ayat 27).

Tidak dicatat apakah Tomas benar-benar mencucukkan jari dan tangannya ke bekas luka penyaliban di tubuh Tuhan Yesus. Tetapi penampakan dan perkataan Tuhan Yesus kepadanya sudah cukup baginya. Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (ayat 28). Dalam pengakuan percayanya, Tomas tidak hanya percaya dan menyebut Tuhan Yesus adalah Tuhan/Tuan/Master (kurios), tetapi juga Allah (theos).

Betapa sabar dan lembutnya Tuhan, sehingga Ia menyediakan waktu dan effort untuk membangun iman seseorang dengan cara yang berbeda-beda dan unik, sesuai dengan karakter dan kebutuhan masing-masing orang. Tidak ada cara yang persis sama, sebab setiap orang memiliki sifat, cara berpikir, dinamika emosi, dan pergumulan yang berbeda-beda. Demikian juga di dalam pelayanan kepada orang. Tidak ada formula tunggal, sebab begitu beragamnya jenis dan karakteristik jemaat.

Penerapan:
(1) Memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya karena Tuhan sabar dan mau menolong tiap-tiap orang dengan cara yang berbeda sesuai keunikan, kebutuhan, dan pergumulan masing-masing orang–termasuk saya.
(2) Mengembangkan sikap terbuka: tidak mengharuskan formula yang cocok bagi saya kepada orang lain. Tidak menghakimi/mengkritik proses/metode yang dijalani orang lain untuk percaya dan bertumbuh, tapi memberi ruang kepada cara Tuhan yang unik, yang bisa jadi sangat berbeda dengan cara yang dipkai-Nya untuk menolong saya.
(3) Menerima dengan terbuka proses iman yang sedang dijalani oleh istri saya: tidak menghakimi, tidak mengkritik, tidak mengharuskan–tetapi mendoakan agar Tuhan menolongnya untuk beriman pada waktunya dengan cara-Nya.

Views: 19

This entry was posted in Homili, Yohanes. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *