Hakim-hakim 12:1-7
Perbuatan daging akan membawa kebinasaan (Gal. 6:8). Ada sifat-sifat kedagingan yang ditunjukkan oleh orang Efraim di bagian ini: dengki, amarah, percideraan, dan roh pemecah. Dan ketika mereka menabur perbuatan-perbuatan daging itu, mereka menuai kebinasaan. Mungkin selama ini mereka merasa aman hidup dengan sifat-sifat kedagingan itu, karena mereka suku yang kuat dan disegani. Tetapi, akan ada waktunya TUHAN menurunkan malapetaka atas mereka yang menabur kedagingan.
Peristiwa terulang: orang Efraim berkumpul dan bergerak hendak menyerang Yefta, karena mereka nerasa tidak dilibatkan oleh Yefta dalam peperangan melawan bani Amon (ayat 1). Hal yang sama pernah dilakukan oleh orang Efraim kepada Gideon ketika berperang melawan orang Midian (Hak. 8:1). Selama ini tidak dicatat inisiatif orang Efraim untuk melawan penjajah, tetapi ketika peperangan sudah dimenangkan, mereka marah karena merasa tidak dilibatkan.
Akan selalu ada model orang seperti ini: ketika ada masalah, mereka tidak punya inisiatif, dan mereka tidak melakukan sesuatu. Kemudian, ketika ada orang yang bangkit untuk menghadapi masalah itu, mereka juga tidak mengajukan diri untuk bergabung. Tetapi, ketika masalah sudah berhasil diatasi dan kesuksesan dicapai, mereka datang dan marah/mengkritik karena merasa tidak diajak. Spirit iri hati, spirit kedengkian, spirit persaingan–bukti dari kedagingan (Gal 5:20).
Pada masa Gideon, ia merendahkan diri dan bisa membujuk orang Efraim sehingga menghindari konflik. Tetapi Yefta bersikap lain. Ia menegor mereka bahwa mereka sudah diajak tidak mau membantu, dan karena mereka tidak membantu, maka Yefta bergerak sendiri mempertaruhkan nyawa menyeberang Yordan untuk menyerang Amon, dan TUHAN memberi kemenangan kepadanya (ayat 2-3). Yefta tegas menyatakan karena pertolongan TUHAN atas perjuangannya sendiri–tanpa bantuan Efraim–ia bisa menang. Jadi mereka tidak berhak untuk mengkritik dia.
Perang saudara terjadi. Bukan hanya karena urusan Efraim merasa tidak dilibatkan memerangi orang Amon, tapi juga karena orang Efraim menghina identitas orang Gilead, dengan mengatakan bahwa mereka adalah klan yang tidak jelas asal-usulnya dan terbuang dari suku Efraim atau Manasye (ayat 4). Yefta dan orang Gilead mengalahkan orang Efraim.
Yefta kemudian juga menggunakan identitas/karakter suku untuk membunuh orang-orang Efraim yang mau menyeberang Yordan setelah mereka dikalahkan. Orang Efraim yang sebelumnya menghina suku Gilead, sekarang mengalami malapetaka karena identitas suku mereka. Sebab siapa saja yang ketahuan bahwa ia berasal dari daerah Efraim akan dibunuh oleh orang Gilead (ayat 5-6). Dalam perang saudara itu tewaslah dari suku Efraim 42.000 orang. Kematian yang sia-sia! Hanya karena hati yang dipenuhi dengki dan persaingan–mereka terbakar sendiri sampai habis.
Penerapan:
(1) Memohon pertolongan Tuhan agar mentahirkan hati say adan keluarga saya dari sifat-sifat kedagingan, secara khusus yang terkait dalam relasi dengan orang lain: kemarahan/kepahitan, isi/dengki, dan perpecahan/pertengkaran.
(2) Memohon kepada Tuhan agar saya ditolong untuk bertumbuh dalam damai sejahtera dan hikmat untuk menyatukan dan memadamkan konflik/perpecahan dalam komunitas saya.
Views: 12