Hakim-hakim 7:16-25
Setelah memperoleh kekuatan iman dari TUHAN, Gideon mengatur siasat unutk menyerang perkemahn Midian. Siasat yang secara ilmu militer menunjukkan kecerdikan–bagaimana memanfatkan pasukan yang kecil menghadapi musuh dalam jumlah yang sangat besar. Benar siasat perang yang dipakai Gideon itu unik dan efisien. Tetapi bukan itu yang menyebabkan mereka menang. TUHAN-lah yang telah menyerahkan orang Midian ke tangan Gideon.
Situasi musuh yang dihadapi Gideon: jumlah mereka sangat besar dan selama ini mereka terbukti bisa menundukkan Israel, mereka sedang berkemah, dan yang paling penting: TUHAN sudah menyerahkan mereka ke tangan Gideon. Taktik apapun sebenarnya tidak penting, sebab kemenangan sudah di tangan. Sekalipun begitu, Gideon tetap memakai taktik perang yang disesuaikan dengan situasi yang ada: bagaimana menggunakan pasukan yang sangat kecil untuk menyerang musuh yang sangat besar.
Siasat Gideon adalah siasat psikologis: tindakan yang tak terduga untuk menimbulkan kekacauan. Maka Gideon membagi pasukan menjadi tiga, untuk memberi kesan pasukan yang besar dari segala penjuru; mereka membawa buyung yang untuk menyimpan obor menyala dan sangkakala–ini perlengkapan yang tidak lazim untuk berperang. Ia memilih waktu yang paling krusial: pada permulaan jaga tengah malam–ketika para penjaga baru saja ditempatkan (ayat 16-19).
Ketika Gideon memberi tanda, maka ke-300 orang itu bersama-sama memecahkan buyung dan memegang obor di tangan kiri mereka. Lalu masing-masing meniup sangkakalanya, sambil berdiam diri! Pasukan Gideon tidak menyerang perkemahan. Mereka hanya memcahkan buyung, membawa obor dan meniup sangkakala! Mereka tidak bergerak, tapi hanya berdiri di tempat masing-masing! TUHAN yang bekerja! TUHAN membuat pikiran seluruh pasukan musuh menjadai kacau, membuat mereka saling bunuh, dan kemudian mereka melarikan diri (ayat 20-22).
Gideon melanjutkan apa yang telah dimulai oleh TUHAN. Ia mengerahkan orang Israel dari suku Naftali, Asyer, dan Manasye untuk mengejar pasukan Midian (ayat 23). Gideon juga mengirim utusan ke seluruh pegunungan Efraim untuk turun menghadapi orang Midian dan menguasasi semua anak sungai dan sungai Yordan (lokasi di mana musuh sebelumnya menyeberang). Pasukan Israel mengejar orang-orang Midian sampai menyeberang Yordan, dan membunuh dua raja Midian. Sebuah kemenangan besar diraih pada hari itu–tentara musuh bisa dikalahkan dan dihalau sampai ke wilayah asalnya di sebelah timur sungai Yordan (ayat 24-25).
Penerapan:
(1) Nantikanlah dan lihatlah Tuhan bekerja. Jangan bergerak sendiri. Sesuai perintah-Nya: berdiam dirilah dan lihatlah bagaimana Tuhan bekerja memulai rencana-Nya!
(2) Tuhan melakukan yang mustahil (mujizat) supaya saya mengakui bahwa Tuhanlah yang bekerja, dan bukan usaha saya yang memberikan keberhasilan; supaya saya berrespons seperti Gideon: menyembah Tuhan (ayat 14). Tanggung jawab saya adalah taat mengikuti cara Tuhan, dan kemudian melakukan follow-up (bisa jadi dengan cara yang reguler) atas apa yang telah dimulai oleh Tuhan–tetap dengan kesadaran bahwa Tuhan-lah sumber keberhasilan.
(3) Tuhan mampu melakukan jauh melampaui yang saya pikirkan–ketika saya berdiam diri tidak melakukan apa-apa, karena mentaati perintah-Nya–Tuhan dapat menimbulkan kekacauan dan kebigungan di benak orang-orang yang memusuhi saya, sehingga mereka mengancurkan diri mereka sendiri.
Views: 5