Hakim-hakim 7:9-15
TUHAN mengerti dinamika hati hamba-Nya. Ia adalah Allah yang tidak hanya menggunakan otoritasnya untuk memerintah, tetapi Ia juga Allah yang melengkapi hamba-Nya agar sanggup untuk melalukan perintah-Nya. Agaknya TUHAN memahami bagaimana hati Gideon menjadi down karena TUHAN hanya menyisakan 300 orang dari 30.000 orang yang sebelumnya mengikuti panggilannya untuk berperang. Karena itu, TUHAN berinisiatif untuk menguatkan iman Gideon.
Pada malam itu–malam setelah Gideon hanya dibekali dengan 300 orang pengikut–TUHAN berfirman kepada Gideon agar menyerbu perkemahan musuh, tetapi, “jika engkau takut…” (ayat 10), TUHAN menyuruh Gideon bersama bujangnya untuk mendekati perkemahan itu dan mendengarkan percakapan musuh–maka TUHAN berjanji bahwa Gideon akan mendapat keberanian (ayat 9-11). TUHAN mengetahui ketakutan Gideon, karena itu TUHAN menolong untuk mengatasi ketakutannya. Betapa baik dan sabarnya TUHAN kepada hambanya yang kecil hati–Ia tidak mengganti orang, walau itu sangat bisa untuk dilakukannya, tetapi ia sabar menolong agar hamba-Nya bisa mentaati perintah-Nya.
Gideon dengan sembunyi-sembunyi mendekati perkemahan musuh sampai di penjagaan yang terdepan. Di sana ia mendengar percakapan orang yang sedang berjaga. Satu orang menceritakan mimpinya bahwa ada sekeping roti jelai yang terguling masuk kemudian menghancurkan kemah orang Median. Penjaga yang mendengar cerita itu menafsirkan bahwa: Roti jelai itu adalah lambang dari pedang Gideon; dan kerusakan kemah Midian melambangkan Allah telah menyerahkan pasukan Midian ke dalam tangan Gideon (ayat 12-14).
Masih masuk akal bahwa para penjaga itu telah mendengar nama Gideon, kemungkinan karena telik sandi mereka mengetahui bagaimana Gideon mengumpulkan pasukan di sebelah selatan perkemahan orang Midian (ayat 1). Kemungkinan besar mereka hanya tahu bahwa Gideon mengumpulkan puluhan ribu pasukan–dan tidak tahu bahwa TUHAN sudah menguranginya menjadi tinggal 300 orang. Mereka menyebut “Allah” atau “allah” (ayat 14), bukan TUHAN–mereka menafsrkan bahwa para allah akan memberikan kemenangan kepada Gideon.
Yang tidak masuk akal adalah: kok mereka bisa mendapat mimpi itu, dan kok bisa mereka sendiri meafsirkan mimpi itu sebagai lambang kekalahan mereka? Itu adalah pekerjaan TUHAN. TUHAN tidak hanya berbicara kepada umat-Nya. Ia juga bisa berbicara kepada orang-orang yang tidak mengenal Dia: Firaun, Abimelekh, dan Bileam adalah contoh orang yang diberitahu TUHAN mengenai kehendak-Nya. Dan pada masa berikutnya, TUHAN berbicara kepada Nebukadnezar dan Belzasar. Dalam proses pengadilan Tuhan Yesus, Tuhan berbicara melalui mimpi kepada istri Pilatus.
TUHAN berbicara dan memberikan kesan kuat kepada orang lain, dalam rangka melayani kebutuhan anak-anak-Nya. Kadang-kadang, di dalam perkembangan iman seseorang–seperti Gideon, janji dan tanda yang diterima dari TUHAN masih belum cukup. TUHAN perlu memberikan peneguhan/konfirmasi dari orang lain; bahkan dalam kasus Gideon ini: dari musuhnya! Itu menguatkan, karena keyakinan yang terbangun bukan lagi “sepihak” atau “subyektif”, tetapi ada konfirmasi dari tempat lain.
Penerapan:
Memuji Tuhan untuk kesabaran-Nya dalam menolong hamba-Nya agar dapat mentaati perintah/pangilan-Nya. Karena itu, tidak perlu ragu untuk memohon peneguhan atau konfirmasi dari Tuhan melalui orang lain atau melalui peristiwa khusus–tujuannya bukan untuk main-main, tetapi agar bisa mentaati Tuhan dengan keyakinan yang berasal dari Tuhan juga.
Views: 25