Bekerja Sendirian, Seadanya, Dalam Senyap

Hakim-hakim 3:31

Setelah Ehud, bangkitlah Samgar bin Anat. Tidak ada informasi lebih detil mengenai siapa Samgar ini: siapa dia, dari mana dia berasal, apa latar belakangnya. Nama Samgar hanya muncul 2 kali dalam Alkitab, keduanya di Kitab Hakim-hakim (3:31 dan 5:6). Dalam Hak 3:31, dijelaskan tentang apa yang dilakukan Samgar untuk menolong Israel, sedangkan Hak. 5:6 memberi informais mengenai situasi bangsa Israel pada zaman Samgar. Sekalipun sangat sedikit informasi tentang dirinya, namun Samgar dicatat oleh TUHAN sebagai orang yang menyelamatkan Israel.

Tidak jelas kapan tepatnya Samgar mulai membela Israel. Hanya saja, kalau memperhatikan Hak 3:31sesudah dia [Ehud]” dan Hak 4:1 “Setelah Ehud mati“–di mana Debora bangkit membebaskan Israel, serta Hak 5:6 di mana Debora mengingat situasi di zaman Samgar hidup–maka Samgar bekerja di antara masa Ehud dan Debora, yaitu ketika Ehud masih hidup. Ehud membebaskan Israel dari bangsa Moab (Hak 3:12)–di wilayah dekat Yeriko dan Gilgal; sedangkan Samgar menghadapi orang Filistin; yang kemungkinan besar selalu melakukan perampokan sehingga “kafilah tidak ada lagi dan orang-orang yang dalam perjalanan terpaksa menempuh jalan yang berbelit-belit” (Hak 5:6).

Karena tidak disebutkan dengan jelas nama Raja atau kerajaan yang dihadapi Samgar, maka kemungkinan cakupan perjuangan Samgar ada pada level kelompok atau bahkan individu. Tidak desebutkan juga ia memimpin pasukan Israel melawan pasukan Filistin, sehingga perjuangannya dilakukan sendirian–menggunakan apa yang dimilikinya, yaitu tongkat penghalau lembu (Hak 3:31) sebagai senjata, Samgar membunuh 600 orang Filistin satu demi satu–one at a time!

Kepahlawanan Samgar bukan kepahlawanan yang terlihat di muka publik. Ia melakukan sendiri, satu demi satu ia menyelesaikan masalah Israel, yaitu para penjarah dari Filistin. Samgar juga tidak memakai metode khusus, tetapi ia menggunakan apa yang ada di tangannya, yaitu tongkat penghalau lembu–yang sebenarnya bukan sebuah senjata, namun di tangannya, piranti gembala itu dipakai untuk membunuh musuh.

TUHAN itu kreatif. Ia bisa memanggil siapa saja, menggunakan senjata apa saja, dan melakukan dengan metode apa saja–tidak selalu Ia membangkitkan panglima yang memimpin sepasukan tentara bersenjata lengkap dalam perang terbuka; TUHAN juga bisa memakai satu orang, dengan senjata seadanya, dan melakukan kehendaknya satu demi satu di dalam kesunyian. Apapun metodenya, kehendak TUHAN terjadi. Tidak harus spektakuler; satu demi satu, dalam sunyi–dan pada akhir cerita, ada 600 musuh dibinasakan!

Penerapan:
Melakukan kehendak Tuhan sekarang juga dengan apa yang saat ini dimiliki–tidak perlu menunggu senjata/perlengkapan yang spektakuler atau waktu yang khusus di depan publik, tetapi setia dan tekun mengerjakan yang bisa dikerjakan sekarang, dalam senyap.
Mendoakan dan membantu orang lain dengan apa yang saya bisa lakukan–menyerahkan hasilnya kepada Tuhan, agar Tuhan yang memberikan kelepasan/pertolongan.

Views: 30

This entry was posted in Hakim-hakim, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *