Hakim-hakim 3:12-30
Ketika berseru-seru kepada TUHAN karena mereka diserahkan TUHAN kepada Eglon, raja Moab, karena kejahatan mereka sendiri (ayat 12-14), TUHAN membangkitkan seorang penyelamat, yaitu Ehud, orang Benyamin–seorang yang kidal. TUHAN menolong Ehud menggunakan karakteristik dan posisinya yang unik (tidak dimiliki oleh pada umumnya orang) untuk mulai melakukan pembebasan bangsa Israel.
Ada dua karakteristik Ehud yang unik, yang kemudian digunakan sebagai sarana TUHAN melaksanakan kehendak-Nya: (1) seorang kidal, sehingga gerakannya tidak bisa diduga, bisa membuat orang lengah; (2) seorang yang sudah dikenal oleh Eglon dan orang-orang Moab, sebab ia adalah petugas yang rutin membawa upeti Israel kepada Eglon, raja Moab (ayat 15).
Tidak disebutkan dengan detil prosesnya, tetapi setelah 18 tahun menjadi orang yang bertugas pergi ke istana Moab dan bertemu langsung dengan Eglon untuk menyerahkan upeti Israel, TUHAN menolong Ehud melihat peluang untuk bisa membunuh raja Moab itu. Ehud mulai rencananya dengan membuat pedang bermata dua, sehasta (45 cm panjangnya (ayat 16). Mengapa ukuran detil ini perlu disebutkan? Karena ini nanti penting untuk memberi penguatan kepada gambaran fisik mengenai raja Eglon, yang disebut sebagai orang yang sangat gendut (ayat 17).
Setelah menyerahkan upeti, dalam perjalanan pulang–di lokasi batu-batu berpahat yang di dekat Gilgal (ayat 18-19)–Ehud berhenti, dan meyuruh pembawa-pembawa upeti pulang ke Israel. Ada apa di Gilgal? Pada zaman Yosua, setelah bangsa Israel menyebrangi sungai Yordan, TUHAN memerintahkan agar didirikan monumen dari 12 batu yang diambil dari sungai Yordan, sebagai pengingat bagaimana TUHAN memutus aliran sungai Yordan sehingga bangsa Israel bisa menyeberang masuk Tanah Perjanjian (Yos. 4:1-7).
Apakah monumen itu dipakai TUHAN untuk meneguhkan hati Ehud, bahwa sekarang saatnya bertidak? Analisis situasi yang ada: Ehud sudah menyiapkan pedang yang khusus, sudah menyembunyikan pedang itu di balik pakaiannya, sudah membuat rencana/siasat bagaimana bisa mendekati raja Moab dan membunuhnya. Apakah Ehud mengalami keraguan di saat terakhir sehingga tidak jadi bertindak? Dan penglihatan kepada monumen TUHAN itu membuat iman dan keyakinannya menjadi kuat, sehingga ia bertindak sekarang?
Ehud kembali menghadap raja Moab. Tentu ini menimbulkan pertanyaan: untuk apa ia kembali, bukankah tugasnya menyerahkan upeti sudah selesai? Karena Ehud sudah dikenal oleh orang-orang istana, maka dia diijinkan untuk menghadap Eglon. Dan ketika Ehud berkata bahwa ada pesan rahasia untuk Eglon, raja Moab itu sama sekali tidak curiga, bahkan menyuruh semua pegawainya untuk keluar ruangan (ayat 19).
Eglon duduk sendirian di kamar atas di rumah peranginannya (ayat 20). Berarti Ehud dibiarkan masuk sampai ke kamar pribadi sang raja–bukan di ruang pertemuan besar; kok sedemikian percayanya Eglon kepada Ehud? Agaknya selama 18 tahun menaklukkan Israel, Eglon merasa benar-benar sudah aman dan tak mungkin ada ancaman; bukankah selama ini Ehud selalu datang ke istana dan tidak ada indikasi sikap yang negatif kepadanya? Rasa ingin tahu soal pesan rahasia dan rasa aman membuat Eglon membuka diri kepada serangan musuh. Dan serangan itu memtikan!
Ehud berkata bahwa “Ada firman Allah yang kubawa untuk tuanku” (ayat 20). Eglon berpikir itu pesan atau kabar baik baginya, tetapi ternyata itu adalah pesan penghukuman TUHAN atasnya. Menggunakan tangan kirinya–sehingga gerakannya tak bisa diduga oleh Eglon–Ehud menghunus pedang dan ditikmkan ke perut raja Moab. Pedang sepanjang 45 cm itu amblas semua, dan tertutup lmak–gendut sekali raja ini! Ehud keluar dari pintu belakang, lalu mengunci pintu ruang itu dari luar (ayat 21-23).
Rasa aman dan tanpa curiga juga menguasai para hamba-hamba raja Moab. Sebab mereka tidak punya pikiran negatif sama sekali mengenai situasi yang ada. Mereka tahu bahwa Ehud baru saja bertemu raja, dan sekarang Ehud sendirian keluar ruangan. Tapi mereka tidak menduga bahwa telah terjadi bencana atas raja mereka. Mereka berpikir raja sedang membuang air. Dan setelah lama sekali raja tidak keluar, barulah mereka membuka pintu ruang dan mendapati mayat raja (ayat 24-25). Tapi Ehud sudah terlanjur lolos jauh dari istana, tidak bisa dikejar lagi.
Sesampai di Seira, Ehud meniup sangkakala di pegunungan Efraim, lalu turunlah orang Israel dari pegunungan itu–dan Ehud memimpin paling depan (ayat 27). Agaknya, pasukan Israel in juga suah disiapkan, sehingga ketika Ehud menipu sasangkala, mereka langsung bisa bergerak mau berperang. Ehud berkata: “Ikutlah aku, sebab TUHAN telah menyerahkan musuhmu, orang-orang Moab itu, ke dalam tanganmu” (ayat 28). Ehud menyatakan bahwa ini adalah pekerjaan TUHAN, bukan usahanya sendiri.
Pasukan Israel–yang sudah takluk 18 tahun–sekarang mengikuti Ehud menyerang Moab. Mereka menewaskan tentara Moab yang tegap dan tangkas–pasukan pilihan–sebanyak 10.000 orang. Maka pada hari itu Moab ditundukkan oleh Israel. Penindasan 18 tahun diselesaikan oleh TUHAN dalam waktu sangat singkat! Dan TUHAN memberikan keamanan kepada bangsa Israel selama 80 tahun lamanya (ayat 29-30). Ketika TUHAN bertindak, masalah yang sudah akut dan seolah tidak mungkin terpecahkan langsung selesai dengan “mudah” dan “singkat”–dengan cara dan pada waktu TUHAN!
Penerapan:
(1) Memercayakan masalah yang saat ini kelihatannya tidak bisa diselesaikan, atau masalah yang kelihatannya akan mustahil tercapai–karena berbagai alasan/siruasi-kondisi–kepada Tuhan. Meminta Tuhan berkenan untuk bekerja dan menyelesaikannya dengan cara-Nya dan pada waktu-Nya.
(2) Melihat keunikan pribadi, posisi, situasi, dan peluang yang ada–membawanya kepada Tuhan agar Tuhan berkenan memakainya untuk menggenapi rencana-Nya.
(3) Melihat kembali “monumen” Tuhan: janji/pernyataan yang pernah Tuhan berikan, karya yang pernah Tuhan kerjakan di masa lalu; untuk menolong meneguhkan dan memperkuat iman, untuk menolong membangun iman dan keyakinan dalam hidup mentaati Tuhan.
(4) Rasa aman dan rasa ingin tahu bisa menjadi jebakan, kalau dituruti bisa membuka pintu bagi musuh untuk menyerang dan menjatuhkan. Jangan sembrono, tetapi terus meminta perlindungan Tuhan dari serangan si jahat–apapaun bentuknya; dan membawa semua informasi/tawaran kepada Tuhan dan memohon hikmatnya apakah perlu memfollow-up itu semua.
Views: 6