Hakim-hakim 2:11-23
Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN: (1) meninggalkan TUHAN, Allah nenenk moyang mereka yang sudah membebaskan merea dari Tanah Mesir; (2) mengikuti dan menyembah allah-allah lain, yaitu allah-allah bangsa-bangsa asli Kanaan yang diperintahkan TUHAN untuk dimusnahkan. Hidup seperti ini menyakiti hati TUHAN dan membangkitkan murka TUHAN kepada mereka (ayat 11-14).
TUHAN lalu menyerahkan bangsa Israel kepada bangsa-bangsa untuk merampok dan menjajah mereka. Kekalahan Israel bukan karena mereka tidak kuat secara militer, tetapi karena TUHAN menyerahkan mereka untuk kalah dan tidak sanggup menghadapi musuh. Sumber kekuatan Israel adalah TUHAN, maka begitu mereka meninggalkan TUHAN, mereka kehilangan kekuatan, dan dapat ditundukkan oleh musuh-musuh mereka (ayat 14-15).
Namun, TUHAN tidak total menginggalkan mereka. Ia berbelas kasihan dengan cara membangkitkan hakim-hakim untuk menyelamatkan bangsa itu dari tangan musuh-musuhnya (ayat 16). Tidak saja para hakim tu menyelamatkan dari musuh, tetapi mereka juga memimpin bangsa Israel untuk kembali beribadah kepada TUHAN (ayat 18). Bangsa Israel kembai hidup dalam kemenangan dan beribadah kepada TUHAN selama hakim itu hidup.
Tetapi, ketika hakim itu mati, maka bangsa itu kembali lagi kepada dosanya: meninggalkan TUHAN dan menyembah allah-allah lain dan hidup menyimpang dari hukum-hukum TUHAN (ayat 17, 19). Bahkan kejahatan mereka melebihi dari generasi sebelumnya; artinya, bangsa ini semakin lama semakin jahat. Dalam hal apapun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu (ayat 19).
Karena siklus dosa ini terus-menerus terjadi, menunjukkan bahwa bangsa ini tidak pernah bertobat dengan sungguh-sungguh; maka TUHAN membiarkan bangsa-bangsa asli Kanaan tidak dimusnahkan dengan sempurna. Ia membiarkan bangsa-bangsa itu masih hidup untuk mencobai (menguji) umat-Nya (ayat 22-23): apakah mereka hidup taat atau tidak. TUHAN mengijinkan situasi lingkungan yang tidak kondusif, sebab situasi itu dipakai sebagai alat untuk menguji iman dan komitmen umat-Nya.
Penerapan:
(1) Memui Tuhan yang terus setia dengan perjanjian-Nya, yang terus memberikan belas kasihan ketika umat-Nya berseru kepada-Nya, sekalipun mereka terus hidup di dalam kejatuhan. Tuhan yang selalu menepati bagian-Nya dalam perjanjian dengan umat-Nya.
(2) Memandang dan menerima situasi lingkungan yang tidak kondusif untuk hidup kudus/taat sebagai alat Tuhan untuk melatih dan menguatkan iman dan penundukan diri kepada Tuhan. Memohon pertolongan dan penjagaan Tuhan, agar tidak jatuh karena pengaruh lingkungan yang ada.
Views: 36