Pencobaan dan Pertumbuhan Iman

Hakim-hakim 3:1-6

TUHAN membiarkan beberapa bangsa asli Kanaan untuk tetap tinggal–mereka masih bertahan di Kanaan karena TUHAN yang menghendaki dan mengatur (ayat 1). Tuhan berkuasa dan berdaulat mengatur bangsa-bangsa, termasuk bangsa-bangsa yang tidak mengenal dan menyembah Dia. Sebab TUHAN adalah Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan. Pemerintahan dan kekuasaan di semua level ada di bawah kedaulatan dan pengatuan TUHAN.

TUHAN sudah menghalau sebagian besar bangsa asli Kanaan. Dalam catatan Yisua, ada 31 kerajaan yang dihancurkan (Yos. 21:24). Sekarang, yang masih dibiarkan hidup oleh TUHAN adalah: 5 raja kota Filistin, dan suku-duku Kanaan yang mendiami pegunungan Libanon (ayat 3). Hanya sebagian kecil, tetapi sekalipun demikian yang kecil ini diputuskan oleh TUHAN untuk terus ada dan tidak bisa dihalau 100 persen (Hak. 2:3, 21). Seperti duri di dalam daging yang terus ada di dalam tubuh Paulus, yang diputuskan oleh Tuhan untuk tetap ada dan tidak diangkat (2 Kor. 12:7).

Ada alasan TUHAN mengapa Ia membiarkan bangsa-bangsa itu tetap hidup di antara umat-Nya: Pertama, untuk mengajar umat TUHAN bahwa ketidaktaatan itu selalu ada konsekuensinya (Hak. 2:2). Ketika umat Tuhan itu bandel sehingga tidak taat kepada perintah TUHAN dan justru mengikuti kemauan mereka sendiri (karena berlikir kemauan mereka itu baik/menyenangkan), maka salah satu bentuk disiplin TUHAN adalah: mengijinkan mereka memperoleh kemauan mereka itu–supaya mereka merasakan dan mengalami sendiri penderitaan dan kesukaran hidup yang ditimbulkan akibat hidup menurut kemauan mereka.

Kedua, untuk mencobai umat TUHAN (Hak. 2:22). TUHAN membiarkan bangsa-bangsa itu masih ada supaya Ia bisa menguji umat TUHAN dengan perantaraan eksistensi bangsa-bangsa ini untuk mengetahui, apakah umat TUHAN mendengarkan perintah dan hukum-hukum TUHAN yang sudah diberikan (ayat 4). Ketaatan umat TUHAN akan diuji atau dibuktikan dengan adanya masalah/pencobaan yang diijinkan ada: apakah mereka akan taat atau akan jatuh. Berbagai pencobaan memang mendatangkan kedukaan, tetapi maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian iman umat TUHAN (1 Pet 1:6-7).

Ketiga, TUHAN bermaksud melatih berperang kepada keturunan Israel yang tidak mengenal atau mengalami peperangan merebut Kanaan yang sudah dilakukan oleh generasi sebelumnya (ayat 2). Generasi yang tidak mengalami perjuangan, dan hanya tinggal menikmati kemenangan hasil jerih payah pendahulunya, bisa menjadi generasi yang lembek dan tidak tangguh. Karena itu, TUHAN membiarkan mereka mesuk ke dalam peperangan-peperangan dengan suku-suku Kanaan yang tertinggal, agal mereka memiliki kemampuan seperti leluhur mereka. Pencobaan-pencobaan itu merupakan latihan dan ujian terhadap iman yang apabila umat TUHAN lolos, maka itu akan menumbuhkan karakter (Yak. 1:2-3).

Penerapan:
Melanjutkan penerapan kemarin: menerima fakta bahwa Tuhan mengijinkan “duri dalam daging” tetap ada, bukan untuk menjerumuskan saya; tetapi sebagai sarana untuk memurnikan dan melatih iman saya kepada-Nya.

Views: 20

This entry was posted in Hakim-hakim, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *