Mereka yang Dikuasai Kegelapan

Lukas 22:63-71

Semalam-malaman Tuhan Yesus diinterogasi di rumah Imam Besar. Karena mereka tidak memperoleh informasi atau pengakuan yang mereka bisa gunakan untuk menjerat Dia, maka orang-orang yang menahan Tuhan Yesus mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya. Menjadikan Dia bahan permainan, menghina Dia, mengucapkan berbagai hujat kepada-Nya. Para pemimpin agama Yahudi, yang tiampil saleh dan suci, membiarkan penghinaan dan kekerasan kepada Dia dilakukan di hadapan mereka.

Setelah hari siang, berkumpullan para tua-tua bangsa Yahudi, imam-imam kepala, dan para ahli Taurat–Sanhedrin atau Mahkamah Agama Yahudi digelar untuk mengadili Tuhan Yesus. Dalam sidang itu, Tuhan Yesus berrespons kepada pertanyaan atau tuduhan mereka. Hanya satu pertanyaan yang mereka ajukan: Apakah Engkau adalah Mesias, Anak Allah. Tuhan Yesus menjawab bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah (ayat 70).

Tuhan Yesus tidak mau membela diri atau memberikan bukti-bukti, sebab Ia tahu bahwa orang-orang itu sudah memutuskan untuk tidak percaya–mereka sudah bersikap tidak adil dan menutup telinga dan pikiran mereka kepada kebenaran. Tuhan Yesus tidak mau berdebat atau berargumentasi dengan mereka–sebab tidak ada gunanya. Mereka sudah memutuskan untuk menyalahkan Tuhan Yesus (ayat 67-68).

Mendengar jawaban Tuhan Yesus, Makhkamah Agama menyatakan bahwa itu sudah cukup menjadi bukti bahwa Dia telah menghujat Allah, karena mengaku sebagai Anak Allah–yang berarti menyamakan Diri-Nya dengan Allah. Itu adalah sebuah tindakan yang dianggap paling menghujat dalam agama Yahudi. Mahkamah Agama menganggap bahwa Yesus bukan Mesias, karena itu pengakuan-Nya sebagai Anak Allah adalah hujatan.

Sanhedrin, Makhkamah Agama Yahudi, menjadi potret orang yang sudah tidak mau melihat kebenaran. Orang yang sudah sesat di dalam kegelapan, yang sudah memilih untuk mengikuti kesesatan yang diyakininya. Mereka tidak mau menerima kebenaran. “Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi.” (Yoh. 12:35). Orang yang menolak terang kebenaran, akan dikuasai oleh kegelapan–dan tidak bisa membedakan kebenaran dari kejahatan.

Bersyukurlah kalau masih bisa melihat terang, masih bisa gelisah melihat ada yang tidak beres dalam dirimu, masih bisa merasa terdakwa dan merasa bersalah, masih merasa malu dan tidak nyaman ketika ditegor atau diingatkan, masih timbul pertanyaan yang meragukan keputusan atau pilihanmu, masih mengalami kebimbangan–karena itu salah satu tanda bahwa kamu masih melihat terang.

Penerapan:
Berdoa untuk hati yang lembut, yang bersedia ditegor dan diingatkan, yang masih mau mendengarkan suara kebenaran, yang masih mau untuk mengakui kesalahan dan bertobat dari dosa.

Views: 14

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *